Saturday, 7 April 2012

Ikhlas itu tidak mudah

Diawal kita membangun hubungan ini, aku sadar apa yang kulakukan dan menyadari hal ini akan terjadi.
Jika memang suatu hari nanti aku harus kehilanganmu karena hal itu, aku akan berusaha ikhlas..
tapi kenapa disaat aku mulai berusaha untuk merubah segalanya, hatimu akhirnya telah memilih.. kau mengatakan suatu hal yang paling kutakutkan...
Kita berpisah..

Aku merasa mataku berkaca-kaca, seiring dengan arus perasaanku yang berusaha kuat untuk tegar. Dan, sungguh.. aku tidak tau harus merespon apa. Karena sorot matamu seperti merenggut semua perbendaharaan kata di benakku. 

Pada akhirnya aku memilih untuk menunduk.. Merenungi kata-katamu yang menusukku bagaikan hunusan pedang es. Menyakitkan sekaligus membekukan, membuatku bungkam tanpa bisa melawan.
Banyak kata yang aku sesali tapi terlanjur terucap. Namun, untuk menahanmu mengambil keputusan itu aku bahkan tidak punya percaya diri yang cukup.  

Ternyata ikhlas itu tidak mudah...
Walaupun aku nampak kuat dihadapanmu, sebenarnya aku rapuh.. 
Sepanjang siang aku bertanya dan bertanya, "apa yang salah..?" 
Tiap kali ingatanku kembali mundur ke tadi malam, aku merasakan lagi perih sayatan kata-katamu.
Membayangkannya saja sudah terasa pedih dimata. Kuusap mataku yang basah.. Sekali, dua kali, dan berapa kalipun ku mengusap, air mata itu tak kunjung berhenti mengalir. 

Kau yang perhatian telah menjadi penata hidupku & menjadi kaki yang membantuku menjejak bumi saat terlalu lama berada di dunia khayal.

Selama tujuh tahun terakhir mengenalmu, aku menyangka punya tempat spesial dalam hidupmu. Ternyata aku salah.. Aku kini tak lebih dari figuran tak berarti. Perasaan kehilangan yang menjalar ke seluruh tubuh menyadarkanku bahwa tak hanya kehilangan, akupun merasa ditinggalkan.

Aku tak marah kepadamu, karena aku tau kau melakukan itu untuk menunjukkan baktimu.
Aku marah kepada diriku sendiri karena aku tak cukup layak untuk kau perjuangkan...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...