"Mulai sekarang dan seterusnya, kita akan mulai dengan langkah pertama dari etiket. Ketika kamu memberikan busurmu, lakukan perlahan agar lilin tidak padam, dan kamu perlu melakukannya diam-diam. Bila kamu memiliki upacara dan memasuki istana, tubuhmu harus berbentuk seperti busur.
dan kamu harus menjaga postur tubuhmu. Jangan bertindak terlalu gugup."
Nasihat Dayang istana mengiringi latihan Yeon Woo pagi itu. Dimulai dengan latihan hormat menggunakan lilin. lalu berjalan dengan piring di tangan.
Putera Mahkota Hwon sedang berjalan melintasi paviliun Yeon Woo bersama rombongannya dan berbicara di dalam hatinya "Apakah tidurmu nyenyak? mulai hari ini kau harus memulai berlatih..." belum selesai Hwon berbicara, tiba-tiba terdengar suara pecahan dari dalam paviliun. Hehehe..
Yeon Woo ternyata memecahkan piring untuk kesekian kalinya. Dayang yang melatih Yeon Woo mendesah setiap kali Yeon woo berdiri dan memecahkan piringnya dan hanya dibalas Yeon Woo dengan senyuman.
"Mesikpun proses yang berat dan sulit, aku percaya bahwa jika kamu orangnya. kamu akan bisa melakukannya" lanjut Hwon sambil tersenyum kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.
Hwon mengirimkan makanan kecil untuk Yeon Woo dan sepucuk surat.
"Ada banyak keamanan dalam istana, jadi aku tidak dapat pergi dan bertemu denganmu segera,
tapi aku akan menghargai saat ini, Jadi aku akan menunggu hari sampai aku dan kamu, istriku, bisa bertemu."
Yeon Woo bahagia sekali saat membaca surat itu..
Malam harinya di Seongsucheong, Shaman Jang Nok Young, bersiap menunggu kedatangan seseorang..
Ya, Nenek Suri. rupanya ini adalah saatnya melakukan ritual untuk Yeon Woo. Setelah bertanya pada dayangnya apakah dayang membawa saksi untuk ritualnya, Nenek suri melangkah mendekati Shaman Jang.
"Ada kertas yang dicatat sesuai dengan karakter kelahiran anak itu dan pakaian yang ia kenakan dirumahnya, mari kita mulai."
Shaman Jang mengangguk dan memulai ritualnya.
Yeon Woo dalam kamarnya sedang membaca lagi surat dari Hwon dan tersenyum. Dia melipat
suratnya dan menyimpannya dibawah bantal. Ia mematikan lilin dan siap untuk tidur. Asap hitam tiba dan membuat Yeon Woo tersadar dari tidurnya.
Asap hitam itu bergerak seperti ular yang perlahan menyelimuti tubuh Yeon Woo. Lehernya terasa tercekik, ia pun mulai merangkak ke arah pintu karena tidak bisa berkata-kata atau teriak.. tapi asap hitam itu sudah memenuhi ruangan dan ia kesulitan bernafas hingga pingsan.
"Apakah segalanya berakhir?" tanya Nenek Suri
"itu benar"
"Kapan kita dapat tahu kematiannya?"
"itu... sesuatu yang diluar kemampuanku"
"Bukankah kamu melakukan mantra ritual untuk mengambil nyawa anak itu?
"Ini adalah takdir yang ditentukan oleh langit. Tidak ada ritual yang mampu menentang keinginan langit." jawab Shaman Jang
"apa maksudmu kamu tidak bisa yakin?"
"Jangan khawatir, dia akan berhubungan dengan penyakit yang tidak diketahui dan akhirnya yang akan menyebabkannya kehilangan hidupnya"
"Benar, jika ia meninggal tiba-tiba. orang akan curiga. itu yang terbaik! bahkan jika ia raja, ia tak akan mampu menjaga oang yang sakit. tapi, jika tida tidak mati disaat yang seharusnya.kamu harus membunuhnya dengan tanganmu sendiri." ucap nenek Suri lalu berjalan menemui saksi ritual.
MinHwa!!
"Hal ini.. apakah kamu takut akan hal itu?"
"Semuanya telah berakhir, jadi jangan gugup lagi. Jangan khawatir mulai sekarang kamu akan bisa mendapatkan apapun yang kamu inginkan."
Keesokan harinya, Dayang istana Paviliun Puteri Mahkota gempar mendapati tubuh Yeon Woo terbaring di dekat pintu dalam keadaan pingsan.
dan kamu harus menjaga postur tubuhmu. Jangan bertindak terlalu gugup."
Nasihat Dayang istana mengiringi latihan Yeon Woo pagi itu. Dimulai dengan latihan hormat menggunakan lilin. lalu berjalan dengan piring di tangan.
Putera Mahkota Hwon sedang berjalan melintasi paviliun Yeon Woo bersama rombongannya dan berbicara di dalam hatinya "Apakah tidurmu nyenyak? mulai hari ini kau harus memulai berlatih..." belum selesai Hwon berbicara, tiba-tiba terdengar suara pecahan dari dalam paviliun. Hehehe..
Yeon Woo ternyata memecahkan piring untuk kesekian kalinya. Dayang yang melatih Yeon Woo mendesah setiap kali Yeon woo berdiri dan memecahkan piringnya dan hanya dibalas Yeon Woo dengan senyuman.
"Mesikpun proses yang berat dan sulit, aku percaya bahwa jika kamu orangnya. kamu akan bisa melakukannya" lanjut Hwon sambil tersenyum kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.
tapi aku akan menghargai saat ini, Jadi aku akan menunggu hari sampai aku dan kamu, istriku, bisa bertemu."
Yeon Woo bahagia sekali saat membaca surat itu..
Malam harinya di Seongsucheong, Shaman Jang Nok Young, bersiap menunggu kedatangan seseorang..
Seongsucheong
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Shaman Jang mengangguk dan memulai ritualnya.
Yeon Woo dalam kamarnya sedang membaca lagi surat dari Hwon dan tersenyum. Dia melipat
suratnya dan menyimpannya dibawah bantal. Ia mematikan lilin dan siap untuk tidur. Asap hitam tiba dan membuat Yeon Woo tersadar dari tidurnya.
Asap hitam itu bergerak seperti ular yang perlahan menyelimuti tubuh Yeon Woo. Lehernya terasa tercekik, ia pun mulai merangkak ke arah pintu karena tidak bisa berkata-kata atau teriak.. tapi asap hitam itu sudah memenuhi ruangan dan ia kesulitan bernafas hingga pingsan.
"Apakah segalanya berakhir?" tanya Nenek Suri
"itu benar"
"Kapan kita dapat tahu kematiannya?"
"itu... sesuatu yang diluar kemampuanku"
"Bukankah kamu melakukan mantra ritual untuk mengambil nyawa anak itu?
"Ini adalah takdir yang ditentukan oleh langit. Tidak ada ritual yang mampu menentang keinginan langit." jawab Shaman Jang
"apa maksudmu kamu tidak bisa yakin?"
"Jangan khawatir, dia akan berhubungan dengan penyakit yang tidak diketahui dan akhirnya yang akan menyebabkannya kehilangan hidupnya"
"Benar, jika ia meninggal tiba-tiba. orang akan curiga. itu yang terbaik! bahkan jika ia raja, ia tak akan mampu menjaga oang yang sakit. tapi, jika tida tidak mati disaat yang seharusnya.kamu harus membunuhnya dengan tanganmu sendiri." ucap nenek Suri lalu berjalan menemui saksi ritual.
MinHwa!!
"Hal ini.. apakah kamu takut akan hal itu?"
Keesokan harinya, Dayang istana Paviliun Puteri Mahkota gempar mendapati tubuh Yeon Woo terbaring di dekat pintu dalam keadaan pingsan.
"Puteri Mahkota, apa anda bisa mendengar saya? Cepat panggil tabib istana!!"
Raja mengadakan pertemuan darurat dengan menteri dan penasehatnya untuk membahas kesehatan Yeon Woo.. Para menteri mendesak agar Raja segera mengambil keputusan untuk mengusir Yeoon Woo dari istana. karena sudah beberapa hari kesehatannya tidak membaik. Sedangkan Raja berpendapat, Yeon Woo harus tetap di istana agar bisa mendapatkan perawatan yang terbaik.
"Bagaimana bisa seseorang yang akan melayani Putera Mahkota yang akan menjadi Raja, karena penyakit ini tidak diketahui, bahkan tabib saja tidak bisa mengobatinya. Kelak Puteri Mahkota akan melahirkan keturunan Raja. Tidak baik jika mereka mempunyai penyakit keturunan"
Tidak hanya itu, Penasihat Heo da Guru Heo Yeom pun difitnah telah menyembunyikan sakit anggota keluarga mereka. Mereka sudah seharusnya bertanggung jawab. Sementara, Menteri Yoon ingin Yeon Woo diturunkan dari kedudukan Puteri Mahkota karena telah menyembunyikan penyakitnya. Puteri Mahkota juga harus diganti dengan segera.
Tabib istana mendesak agar para dayang segera mempersiapkan Yeon Woo keluar dari istana, awalnya dayang menolak karena belum ada perintah dari Raja kalau Yeon Woo harus keluar dari istana. Namun, pada akhirnya dayang itu menurut pada tabib karea tidak bisa membiarkan orang sakit berada di dalam istana. Tabib juga meminta semua pakaian yang digunakan Yeon Woo segera dibakar karena di takutkan sakitnya menular.
Dan, dimanakah Putera Mahkota kita? hhmm Rupanya Nenek Suri ini memang benar-benar orang licik. Dia menugaskan beberapa pengawal untuk menjaga Hwon supaya tidak mendekati Paviliun Puteri Mahkota dengan alasan penyakit menular. Tentu saja Hwon tidak tinggal diam. Dia terus saja berteriak-teriak kepada pengawal itu kalau ia ingin menemui Puteri Mahkotanya.
"Apa kalian tidak mau minggir? " Teriaknya pada pengawal"
"Ada yang ingin aku katakan pada Puteri Mahkotaku."
"Yeon Woo.. Yeon Woo..!!"
Kasim Hyung yang melihatnya ikut sedih dan menangis..
Yeon Woo didampingi dayang dan tabib istana keluar dari Paviliun, wajahnya pucat pasi dan keadaannya sangat lemah, ia dipapah perlahan.
"Putera Mahkota.." ucap Yeon Woo pelan
Yeon Woo hanya bisa menahan tangis melihat Hwon yang berteriak-teriak pada pengawal karena ingin menghampirinya tanpa bisa melakukan apapun. :(( *hikkss.. tissue saya kurang banyak*
"Minggir!!.. Yeon Woo-ya.. Yeon Woo-ya.. Minggir kataku!!" Hwon masih berteriak-teriak histeris sambil menangis sementara Yeon Woo terus melangkah meninggalkan paviliunnya. :(( soo sad!!
Nenek suri melihat semua itu dengan pandangan dingin. aahh I hate her!
Sebelumnya Nenek Suri sudah diperingatkan oleh Menteri Yoon bahwa Putera Mahkota tidak akan tinggal diam jika mereka mengusir Puteri Mahkota keluar dari istana. Saat Nenek Suri mengatakan bahwa Yoon tidak usah khawatir karena Hwon belum mengerti soal politik. Menteri Yoon memberitahukan bahwa Hwon adalah orang yang menggerakkan mahasiswa untuk berdemo saat pemilihan Puteri Mahkota.
"Bukan karena Putera Mahkota belum mengerti politik. Tapi karena dia belum memiliki negeri ini, ia berpura-pura polos sebagai topeng." Ucap Menteri Yoon.
Nenek suri memanggil Hwon dan meminta agar Putera Mahkota melupakan Yeon Woo, tapi Hwon menolaknya. "Bagaimana saya bisa melakukannya, dia Puteri mahkota cucu anda yang Mulia"
Nenek Suri tetap memaksanya, dan mengatakan "Jangan menentang kehendak langit"
Hwon tidak mengerti dengan kata-kata itu.
Putera Mahkota Hwon marah sekali mendengar kata-kata Nenek Suri dan mengepalkan tangannya. Tapi ia diam saja dan tidak membalas.
Seluruh anggota keluarga Heo berkumpul semua dikediaman mereka. Semuanya mengkhawatirkan Yeon Woo. Tabib keluarga Heo yang dipanggil untuk memeriksa Yeon Woo tidak bisa memastikan penyakit apa yang di derita olehnya.
"Ini aneh sekali, sudah 30Tahun aku menjadi tabib, tapi baru kali ini melihat penyakit ini. Semua alat vital dalam tubuhnya bekerja normal, tapi kondisi tubuhnya semakin memburuk. "
Ny. Heo menangis dan memohon kepada tabib untuk menyembuhkan puterinya. bahakn jika diperlukan ia rela menukar sakit Yeon Woo dengan nyawanya. Akibat terlalu sedih, akhirnya Ny. Heo pingsan. Yeom membantu memapahnya ke kamar..
Tn. Heo berjalan keluar dari kediamannya untuk merenung. beliau kedatangan seorang tamu wanita.
"Siapa anda?" tanya Tn Heo
"Saya peramal dari Seongcucheong, Jang Nok Young." jawab Shaman Jang memperkenalkan dirinya,
Setelah melihat Yeon Woo, shaman Jang mengatakan bahwa Yeon Woo terkena penyakit magic/sihir.
Ditempat lain, Menteri personal Yoon pergi minum arak dengan menteri-menteri lainnya, Dia benar-benar gembira. "Siapa yang mengira langit benar-benar membantu kita kali ini dengan menurunkan penyakit itu kepada Puteri Mahkota." Ucap salah seorang menteri.
Menteri lainnya berkata ingin meracuni Penasihat Heo, atau mengusirnya keluar dari istana. karena mereka khawatir jika kesehatan Yeon Woo segera membaik. Menteri Yoon berkata dengan yakin kalau Yeon tidak akan kembali lagi ke istana dalam keadaan hidup. Diluar ruangan itu, Bo Kyung shock saat mencuri dengar percakapan mereka.
Bo Kyung menemui ayahnya dan bertanya apa beliau akan membunuh Yeon Woo? Menteri Yoon berkata kepada puterinya supaya jangan takut padanya atau bahkan mengasihani Yeon Woo. Ia ingin puterinya mengerti bahwa ia tidak ingin orang-orang menginanya lagi. Banyak orang yang menghiannaya bahwa ia adalah anjing Nenek Suri. Karena Nenek Surilah ia berhasil menduduki posisinya sebagai menteri sekarang.
Hwon tidak mengerti dengan kata-kata itu.
"Setelah menggerakkan para mahasiswa apa yang kau dapatkan? tidak ada kan? Jika Yang Mulia dan Putera Mahkota tidak menginginkan anak itu, ia pasti sudah hidup bahagia. Jika ia tidak dipilih sebagai Puteri Mahkota, ia pasti tidak akan mengalami kesulitan. Jadi kau lihat, dengan tindakanmu, siapa yang menerima kebahagiaan? Anak itu menjadi seperti ini karena kau Putera Mahkota"
"Jika sayap kakaknya juga dipatahkan, ini juga karena kau Putera Mahkota. Jika Yang Mulia tercemar reputasinya, ini juga karena kau Putera Mahkota. Jika keluarga penasihat Heo dihukum, itu juga karena kau Putera Mahkota. Itulah mengapa semua orang yang sudah mengerti agar tidak melihat orang lain menderita atau disakiti. Mereka akan menuruti perintah dan patuh."
Putera Mahkota Hwon marah sekali mendengar kata-kata Nenek Suri dan mengepalkan tangannya. Tapi ia diam saja dan tidak membalas.
Seluruh anggota keluarga Heo berkumpul semua dikediaman mereka. Semuanya mengkhawatirkan Yeon Woo. Tabib keluarga Heo yang dipanggil untuk memeriksa Yeon Woo tidak bisa memastikan penyakit apa yang di derita olehnya.
"Ini aneh sekali, sudah 30Tahun aku menjadi tabib, tapi baru kali ini melihat penyakit ini. Semua alat vital dalam tubuhnya bekerja normal, tapi kondisi tubuhnya semakin memburuk. "
Ny. Heo menangis dan memohon kepada tabib untuk menyembuhkan puterinya. bahakn jika diperlukan ia rela menukar sakit Yeon Woo dengan nyawanya. Akibat terlalu sedih, akhirnya Ny. Heo pingsan. Yeom membantu memapahnya ke kamar..
Tn. Heo berjalan keluar dari kediamannya untuk merenung. beliau kedatangan seorang tamu wanita.
"Siapa anda?" tanya Tn Heo
"Saya peramal dari Seongcucheong, Jang Nok Young." jawab Shaman Jang memperkenalkan dirinya,
Seongsucheong
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.htmlSeongs
Shaman Jang mengatakan kepada Tn Heo bahwa kedatangannya karena dibimbing oleh tangan Tuhan dan tidak ada orang yang mengetahuinya.. Ia meminta Tn Heo memperbolehkannya melihat Puterinya.Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.htmlSeongs
Setelah melihat Yeon Woo, shaman Jang mengatakan bahwa Yeon Woo terkena penyakit magic/sihir.
Ditempat lain, Menteri personal Yoon pergi minum arak dengan menteri-menteri lainnya, Dia benar-benar gembira. "Siapa yang mengira langit benar-benar membantu kita kali ini dengan menurunkan penyakit itu kepada Puteri Mahkota." Ucap salah seorang menteri.
Menteri lainnya berkata ingin meracuni Penasihat Heo, atau mengusirnya keluar dari istana. karena mereka khawatir jika kesehatan Yeon Woo segera membaik. Menteri Yoon berkata dengan yakin kalau Yeon tidak akan kembali lagi ke istana dalam keadaan hidup. Diluar ruangan itu, Bo Kyung shock saat mencuri dengar percakapan mereka.
Bo Kyung menemui ayahnya dan bertanya apa beliau akan membunuh Yeon Woo? Menteri Yoon berkata kepada puterinya supaya jangan takut padanya atau bahkan mengasihani Yeon Woo. Ia ingin puterinya mengerti bahwa ia tidak ingin orang-orang menginanya lagi. Banyak orang yang menghiannaya bahwa ia adalah anjing Nenek Suri. Karena Nenek Surilah ia berhasil menduduki posisinya sebagai menteri sekarang.
"Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan dan kemarahan itu. Bukankah kau ingin tinggal di istana dan memenangkan hati Putera Mahkota? Jadi, mulai saat ini pastikan jika kau tidak akan mempunyai perasaan bersalah atau kasihan. Ingatlah kemarahan yang kau rasakan saat sesuatu dicuri darimu. Ingat perasaan bahagia yang kau rasakan saat kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Jika kau tidak mengerti, berhentilah menginginkan posisi itu sekarang.
Tn Heo duduk menunggui puterinya saat ia teringat kata-kata Shaman Jang Nok Young bahwa Yeon Woo terkena sihir. "Jika anda atau Yeon Woo tidak bisa menerimanya, maka penderitaannya tidak akan berakhir"
Tn Heo tidak mempercayai kata-kata Nok Young. Sebagai orang terpelajar, ia tidak percaya kepada sihir. bahkan tidak satupun keluarganya yang pernah mengalami hal ini.
Jang nok Young menjelaskan "Saya sendiri sendiri tidak mengetahui kenapa langit memilih Yeon Woo. tapi langit akan marah jika Yeon Wo menolaknya. Itulah kenapa ia sakit. Jadi, apakah tuan akan mengijinkannya menerima kekuatan itu?"
"Apa ada cara untuk menghilangkan kekuatan itu?" Tanya Tn Heo.
"Ada satu cara"
"Apa itu?"
Yoon ingin Bo Kyung mengerti, ia tidak ingin mendengar sebutan penghinaan lagi. Banyak orang yang berkata kalau Yoon adalah anjing Ibu Suri, karena Ibu Suri-lah, ia mendapat posisi seperti ini. Aku tidak akan pernah lupa penghinaan dan kemarahan itu, Bukankah kau ingin tinggal di istana? Bukankah kau berkata ingin memenangkan hati Putra Mahkota, ya kan? Maka mulai sekarang, kau tidak boleh punya perasaan kasihan atau bersalah. Ingat kemarahan yang kau rasakan saat sesuatu dicuri darimu. Ingat perasaan bahagia yang kau rasakan kalau mendapatkan apa yang kau inginkan. Jika kau tidak mengerti, maka berhentilah menginginkan posisi itu sekarang.
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Yoon ingin Bo Kyung mengerti, ia tidak ingin mendengar sebutan penghinaan lagi. Banyak orang yang berkata kalau Yoon adalah anjing Ibu Suri, karena Ibu Suri-lah, ia mendapat posisi seperti ini. Aku tidak akan pernah lupa penghinaan dan kemarahan itu, Bukankah kau ingin tinggal di istana? Bukankah kau berkata ingin memenangkan hati Putra Mahkota, ya kan? Maka mulai sekarang, kau tidak boleh punya perasaan kasihan atau bersalah. Ingat kemarahan yang kau rasakan saat sesuatu dicuri darimu. Ingat perasaan bahagia yang kau rasakan kalau mendapatkan apa yang kau inginkan. Jika kau tidak mengerti, maka berhentilah menginginkan posisi itu sekarang.
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Yoon ingin Bo Kyung mengerti, ia tidak ingin mendengar sebutan penghinaan lagi. Banyak orang yang berkata kalau Yoon adalah anjing Ibu Suri, karena Ibu Suri-lah, ia mendapat posisi seperti ini. Aku tidak akan pernah lupa penghinaan dan kemarahan itu, Bukankah kau ingin tinggal di istana? Bukankah kau berkata ingin memenangkan hati Putra Mahkota, ya kan? Maka mulai sekarang, kau tidak boleh punya perasaan kasihan atau bersalah. Ingat kemarahan yang kau rasakan saat sesuatu dicuri darimu. Ingat perasaan bahagia yang kau rasakan kalau mendapatkan apa yang kau inginkan. Jika kau tidak mengerti, maka berhentilah menginginkan posisi itu sekarang.
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
"Nona harus mengorbankan hidupnya."
Paginya, di istana seluruh menteri berdiri di depan DaeJeon dan mendesak Raja supaya mengganti dan mengangkat Puteri Mahkota yang baru. Hal ini membuat Putera Mahkota Hwon murka.
"Yoon Dae Hyung..!!" Teriak Hwon. Ia tahu siapa orang dibalik ini.
"Aku akan ke Daejeon supaya Yang Mulia menarik perintahnya." kata Hwon masih marah-marah
"Jangan Putera Mahkota, konsekuensinya akan berat sekali." Kasim Hyung Sun berusaha mencegah.
Hwon merasa kesal karena ia tidak bisa berbuat apa-apa. ia berbicara kepada dirinya sendiri "apakah ada orang diistana ini yang bukan anak buah dari Yoon dae Hyung?"
"Yang Mulia Putera Mahkota, tolong tenanglah.." kata Kasim Hyung.
"Puteri Mahkota, dikirim keluar dari istana, Guru Heo bakan tidak boleh masuk ke istana karena dia anggota keluarga dari orang yang sakit. Dan bahkan disaat seperti ini, kakak Yang Myung tidak ada disini." lanjut Hwon..
"Di istana ini, aku tidak punya siapa-siapa lagi disisiku.."
Tiba-tiba Hwon berhenti berbicara. Ia ingat seseorang.. :))
Kim Chae Woon latihan pedang dan kemampuannya benar2 luar biasa. Penjaga lain merasa Chae Woon bukan manusia, dia dewa pedang..dia dewa pedang. Wajah dan keahlian pedangnya tidak seimbang. Chae Woon terlalu tampan untuk jadi pengawal. Mereka merasa seharusnya Woon bisa mencapai karir tinggi, kalau saja ia bukan dilahirkan dari selir Gubernur. PM Hwon datang dan semua penjaga terkejut, Yang Mulia, kenapa anda kesini? PM Hwon berkata merasa kesal hari ini, aku tiba2 ingat saat main bola itu dan jadi lebih kesal. Hwon menunjuk seorang penjaga, kau! pemain dengan nilai tertinggi waktu itu adalah kau, ya kan? Penjaga itu (sepertinya anak ini yang sudah menjegal Hwon) berkata bukan dia. Lalu semua menoleh ke arah Chae Woon dan sepakat berkata : Kim Chae Woon. Hwon memerintah Kim Chae Woon dan penjaga itu untuk ikut dengannya. Penjaga lainnya merasa resah, apa mereka akan dipecat gara2 sepakbola itu? pendendam sekali..ini kan sudah lama berlalu.
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/moon-that-embraces-sun-5.html
Di sisi lain istana, Kim Chae Woon sedang latihan pedang bersama pengawal lain dan kemampuannya benar-benar luar biasa. Pengawal lain bahkan menjulukinya Dewa pedang dan megatakan dia tidak pantas menjadi pengawal karena ketampanannya. Kalau saja ia tidak dilahirkan dari selir gubernur, ia bisa mencapai karir yang lebih tinggi.
No comments:
Post a Comment