Saturday, 4 February 2012

The Moon That Embraces the Sun 4


Pertemuan rahasia Putera Mahkota Hwon dan Yeon Woo dilihat oleh Pangeran Yang Myung dan Bo Kyung berdiri di pinggir tapi di sisi yang berbeda, melihat keduanya dengan pandangan terluka.

Keduanya duduk di tangga paviliun sambil menikmati kelopak bunga yang berguguran.
"Apakah namamu artinya hujan gerimis?" tanya Hwon
Yeon Woo membenarkan, Hwon berkata kalau nama itu juga bisa berarti hujan saat kabut berdasarkan karakter china.

"Maafkan keberanian saya, tapi apa saya boleh mengetahui Hwi Yang Mulia?"
(Hwi = Nama Raja)
"Matahari. Raja sendiri yang memilihnya untukku."

Hwon ingin mengetahui kenapa Yeon Woo tidak meu bertemu dengannya lagi, bahkan terkesan menghindarinya sampai harus berbohong kalau dia bukanlah adik dari guru Heo, Yeon Woo balik bertanya bukankah Hwon sudah memiliki seseorang dalam hatinya, jadi kenapa masih mencarinya?

Hwon berkata, jika Yeon Woo tidak berbohong, maka kesalahan itu tidak akan terjadi.

"Kau tidak berpikir kalau apa yang kau lakukan itu salah, bagaimana kau bisa menyalahkanku...lalu ia sadar dan mendekatkan wajahnya, apa jangan-jangan..kau cemburu padaku dan anak itu?"' tanya Hwon meledek Yeon Woo yang kemudian buru-buru menyangkalnya.

Hwon kemudian menjelaskan kalau hukum pelarangan menikah akan diumumkan dalam beberapa hari dan Puteri Mahkota akan segera dipilih. Yeon woo juga mungkin terpilih sebagai calonnya.
"Aku akan menunggunya. Kau pasti akan menjadi Puteri Mahkota." kata Hwon yakin.

Yeon Woo tersenyum tipis. Lalu Hwon menyadari sesuat dan mulai berdehem-dehem.

O.o Kasim Hyung Sun ketiduran. ternyata kelopak bunga itu tidak murni begitu saja berguguran seperti yang kita pikirkan. kasim Hyung Sun yang bertugas menebarkan kelopak bunga ceri untuk menambah nuansa romantis haha..



Putera Mahkota mengamati tanaman seladanya dan cekikikan sendiri. Kasim Hyung Sun merasa bangga karena ia tidak benar-benar membuang tanaman itu seperti permintaan Hwon terakhir kali.


"Tapi kau tidak tahu kenapa Yeon Woo memberikan tanaman selada ini kan?" tanya Hwon langsung begitu Kasim membanggakan dirinya. hehehe..

"Bukankah artinya menunggu, anda menunggu dan tetap menunggu. Tapi tidak peduli berapa lama Yang Mulia menunggu, itu tidak bisa dibandungkan dengan petani yang menunggu panen. Lagipula, Selada bisa digunakan sebagai obat. "

"Awalnya menunggu akan membuat orang merasa lelah, tapi tidak lama setelah itu, selada akan membuat orang penuh energi. Bisa meningkatkan kepandaian orang dan juga mengurangi demam."
Dulu, Yang Mulia tidak puas dengan pengajaran dari Guru Yeo. lalu Nona Yeon Woo berpesan agar Yang Mulia tidak menyusahkan Guru Heo lagi dan konsentrasi belajar."
jawab Kasim Hyung Sun panjang lebar.

"Bagaimana kau bisa tahu semua itu?" Tanya Hwon kaget.

"ini karena Yang Mulia sudah mengatakannya sampai ke-14 kalinya! Kepala saya tidak terbuat dari batu. Bagaimana semudah itu saya bisa melupakannya?"
"Aku yang mengatakannya padamu?"
"Ya."

"Sejak anda berdua bertemu dan membicarakan arti selada di Paviliun Bulan Perak. Saat Yang Mulia melihat saya atau saat anda punya waktu, anda terus..."
Kasim Hyung berkata kalau ia sangat mengagumi kecerdasan Yeon Woo seperti Putera Mahkota mengaguminya. Hwon sangat yakin Yeon Woo akan menjadi Ratu negeri ini.


Perintah Pelarangan Menikah ditempelkan di papan pengumuman di seluruh Joseon dan rakyat membacanya. Yang Myung juga melihatnya. Matanya melebar saat membaca pelarangan menikah bagi gadis usia 12-16 th.

Saat Putera Mahkota belajar dengan Guru Heo. Yeom mengakhiri pelajaran dan Hwon bertanya apakah Yeon woo sudah menulis namanya dalam daftar pemilihan untuk Puteri Mahkota.Yeom menjawab kalau adiknya belum menuliskan namanya. Tiba-tiba Yeom memohon kepada Hwon.

"Yang Mulia, Putera Mahkota, tolong dengarkan permohonan saya. Selama gadis itu adalah rakyat Joseon dia harus mendaftarkan diri untuk pemilihan. Tapi, apa bisa adik saya.. tidak dimasukkan dalam daftar? Saya berlutut untuk memohon, Yang Mulia. Anda tidak bisa bersama dengannya, Yang Mulia..."

"Apa maksudmu? Kenapa aku tidak bisa bersama dengan Yeon Woo?"
"Hamba bersedia menerima hukuman apapun dari Yang Mulia asalkan adik saya tidak dimasukkan dalam daftar." Yeom terus memohon tanpa memperdulikan kemarahan Hwon

Pembicaraan mereka semakin keras terdengar dari luar ruangan belajar, sehingga para dayang dan pengawalpun ikut mendengarkan :))

"Ini melanggar hukum negara, kau bisa dijadikan penghianat. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Alasan pertama adalah karena aku tidak ingin kehilangan dirimu.
Alasan kedua adalah kalau aku...
aku menyukaimu!" Uuppsss.. hahahha

Semua orang diluar yang mendengarnya dan bingung. Yeom juga. Hwon merasa malu dan bergegas keluar.

Saat Yeom masih bingung, Kasim Hyung Sun masuk lalu menjelaskan bahwa Putera Mahkota tidak bermaksud mengatakan bahwa ia menyukai guru Heo versi laki-laki, tapi menyukai seorang guru Heo versi perempuannya. Dengan kata lain wanita yang mirip dengan guru Heo.

Kasim Hyung~ Saranghae,, The Best Kasim ever! :D

Hwon kembali ke kamarnya dan Kasim Hyung menyesal kenapa tadi PM Hwon mengatakan hal seperti itu.
"Anda seharusnya lebih spesifik kalau memberikan pengakuan!"
"Berisik! Aku bahkan belum mengatakan perasaanku pada Yeon Woo. Bagaimana aku bisa mengatakan ini pada orang lain? aku merasa kecewa, kenapa justru keberatan itu datang dari Guru Heo. Apakah aku benar-benar tidak pantas bagi adiknya?"

"Bukan karena tidak pantas, bukan itu maksud Guru Heo..." jawab kasim
"Lalu apa maksudnya?"

Ny. Heo menemui suaminya dan berkata kalau gadis yang dipilih menjadi Puteri Mahkota sebenarnya sudah diputuskan. Puteri Menteri Personel sudah diputuskan menjadi Putri Mahkota, jadi mengapa harus ada pemilihan lagi.  Ny. Heo cemas kalau Yeon Woo-nya akan masuk ke dalam tiga besar. 

Jika tidak terpilih, gadis yang ada dalam daftar 3 besar, tetaplah milik Putera Mahkota dan akan menghabiskan hidup mereka sendirian selamanya.

Tn Heo mengingatkan istrinya bahwa ia tidak bisa bertindak melawan hukum demi kepentingan pribadi. walaupun Istrinya membujuknya untuk memohon pada Raja agar mengecualikan Yeon Woo dari pemilihan. Tapi Tn Heo tidak bisa melakukannya. Yeon Woo mendengar pembicaraan orang tuanya dari luar kamar.

"Guru Heo hanya memikirkan adiknya. Itulah mengapa ia berani memohon hal itu pada Yang Mulia." Kasim Hyung menjelaskan

Penjelasan itu membuat Hwon baru sadar kalau gadis yang tidak dipilih tidak boleh masuk istana lagi. kecuali Raja memilihnya sendiri sebagai selir seperti yang terjadi pada Ibu kakak Yang Myung.

Hyung Sun membenarkan, Selir Hee Bin tidak dipilih sebagai Puteri Mahkota, tapi karena Raja berbelas kasih maka Hee Bin bisa masuk istana. Tapi sebagian dari wanita ini akhirnya terlupakan.

Hwonpun mengetahui satu hal, bahwa otoritas memilih calon Puteri Mahkota ada di tangan Nenek Suri, jadi tentunya Ia tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk terus berkuasa melalui keluarganya. Jadi, yang terpilih pastilah... Yoon Bo Kyung. Hwon bergegas pergi ke Daejeon menemui Raja.

Putera mahkota punya satu permintaan untuk di katakan dan meminta semua orang keluar. Hwon meminta ayahnya untuk menyingkirkan nama gadis yang sudah ditentukan menjadi Puteri Mahkota.


Pangeran Yang Myung juga ingin menghadap Raja,ia heran melihat Kasim Hyung ada disana dan menyadari keterlambatannya,

Raja Seong Jo berkata kalau orang yang punya otoritas mengenai itu bukan dirinya, melainkan Ibu Suri.
"Abamama, kalau begitu tolong berikan perintah untuk memilih Puteri Mahkota berdasarkan pada kriteria yang ketat dan adil." pinta Hwon

Namun permintaan itu ditolak oleh Raja, karena Raja beranggapan rasanya tidak sopan melawan Nenek suri dalam hal ini. lagipula Raja tidak ingin bertindak sembarangan hanya karena keegoisan Putera Mahkota untuk mendapatkan gadis yang disukainya.
"Ini bukan Keegoisan saya, Ini tentang Puteri Mahkota. Ini tentang memilih wanita yang akan menjadi ibu dari negeri ini. Memilih seorang wanita untuk duduk di posisi itu, bukankah seharusnya dipikirkan masak-masak?" kata Hwon lagi.
"Kau yang memulai semua ini, Apa kau pikir sekarang bisa menghindari tanggung jawabmu?" Raja SeongJo marah
"Jika saya bisa menyelesaikan semua masalah ini dengan baik, apa Yang Mulia bisa mengadakan pemilihan Puteri Mahkota dengan adil?" tanya Hwon....

PM Hwon kembali ke istananya dan memerintah Kasim Hyung Sun untuk menyelidiki tentang Sungkyunkwan. Selidiki tentang Jae Hoe (Serikat pelajar) dan siapa Jangui (Ketua Pelajar) saat ini. Dan Yang perlu diingat adalah.. Ini misi rahasia.

Kembali ke DaeJeon, giliran Pangeran Yang Myung menghadap Raja dan menanyakan janji Raja. Raja berkata bahwa ia merasa tidak membuat janji apapun pada Yang Myung. Saat itu ia hanya berkata akan mempertimbangkannya, tapi tidak pernah menjanjikan apapun padanya.

"Apa ini karena Yang Mulia lebih menyayangi Putera Mahkota? Jangan bilang kalau Putera Mahkota juga membuat permintaan yang sama seperti saya." tanya yang Myung langsung.

"Ini sama saja. Diantara pria, ada yang jadi Raja, ada yang jadi bawahan. Wanita juga sama, ada yang akan menjadi Ratu dan ada yang akan menjadi selir." Raja memberi penjelasan.

"Apa takdir putri Penasehat Heo adalah Ratu? Raja cukup berkata kalau Yeon Woo lolos maka itu akan jadi takdirnya. Namun, jika Yeon Woo tidak terpilih, apa Yang Mulia bersedia memberikan Yeon Woo untukku?" mohon Yang Myung
"Tiga gadis yang masuk final adalah milik Putra Mahkota, apa kau sudah lupa hukum negara ini?" tanya Raja SeongJo tegas. dia sudah mulai marah.

Yang Myung berkata bahwa ia tidak tahan melihat wanita yang dicintainya menjadi tertekan, karena semua tahu kalau Puteri Menteri Personel yang pasti akan menjadi Puteri Mahkota. Bagaimana dia hanya diam saja. Namun Raja yang sudah marah memintanya segera berhenti berbicara dan jangan menyinggung masalah ini lagi, atau ia akan menganggapnya sebagai pemberontakan.


Yang Myung akhirnya meninggalkan Daejeon dan berimajinasi melihat Hwon berlatih pedang bersamanya dan melihat Hwon kecil tersenyum padanya. Yang Myung kesal dan minta Hwon tidak tersenyum sepolos itu.

"Dia satu-satunya orang yang diinginkan pelayanmu, dan kau mengambil semuanya Yang Mulia Putera Mahkota. Tolong berhenti tersenyum seperti itu, agar saya bisa membenci anda dengan mudah Yang Mulia."

Tiba-tiba Hwon kecil jatuh dan Yang Myung langsung menolongnya. Yang Myung tidak bisa menyangkal kalau ia sangat menyayangi Hwon. Yang Myung hanya bisa berharap bisa menghilangkan kebenciannya pada Hwon dan menghilangkan cintanya pada Yeon woo.

Raja SeongJo pusing dengan permintaan dua pangerannya. Ia ingin melihat puteri MinHwa dan mendengar suara tawa cerianya.

Sementara Puteri MinHwa sendiri sedang bersembunyi dan menunggu Heo Yeom. Tapi karena sedang dibebani banyak pikiran, Yeom tidak melihat Min Hwa. Hal ini membuat MinHwa kesal. Dengan segera ia menyusul Yeom lalu menghadangnya.

Yeom meminta maaf karena tidak melihat Puteri. MinHwa lalu memberikan gelang doanya untuk Yeom. Saat Yeom berterima kasih dan menanyakan kenapa MinHwa memberikan gelang itu kepadanya, puteri berkata bahwa ia merasa Yeom sedang kurang sehat.

Dan saat Yeom mengatakan bahwa ia baik-baik saja, MinHwa dengan segera juga menanyakan apakah ia sudah menikah atau bertunangan. MinHwa pun langsung kegirangan saat Yeom menjawab belum. Hehhee..

MinHwa menggenggam tangan Yeom, dan berkata kalau akhir2 ini ia banyak belajar dan yang dikatakan Putera Mahkota Hwon waktu itu tidak benar. MinHwa juga yang telah menjawab teka-teki Yeom dengan benar. 

Selama bertemu MinHwa, Yeom tidak melihat kepadanya. tapi begitu MinHwa menyuruhnya melihat dan Yeom mengangkat wajahnya MinHwa malah lari.. hahahha.. Yeom tentu saja kebingungan melihatnya ;p

Min Hwa berjalan ke kamarnya dengan hati diliputi oleh pesona Yeom, lalu bertemu rombongan Raja. MinHwa langsung lari menemui Raja.
"Abamama!" serunya..

Raja SeongJo kelihatan senang sekali melihat Puteri kesayangannya, ia merentangkan kedua tangannya dan siap memeluk MinHwa.
"Aahhh.. itu putriku.."

Puteri MinHwa awalnya ingin langsung melompat ke pelukan ayahnya, tapi ia menghentikan larinya di tengah jalan. Lalu berdiri dengan anggun dan berkata ia bukan anak-anak lagi. raja kaget sekaligus geli melihatnya. Hiihihi..

lalu MinHwa bicara dengan perlahan bahwa ada yang ingin ia katakan pada Yang Mulia. "Mohon Yang Mulia masuk ke dalam."
MinHwa membungkuk dan mempersilahkan ayahnya dengan sangat sopan.

Raja Seong Jo tak tahan lagi, ia tertawa terbahak-bahak.

namun saat di dalam kamar, tawa itu langsung berubah menjadi keterkejutan.
"Kau ingin menikah dengan Guru Sastra Heo?"

"Ya.. Yang Mulia telah menerima pilihan Putera Mahkota tanpa ragu, saya juga.." jawab MinHwa seraya memainkan pita hanboknya dengan malu-malu

Raja menolak permintaan MinHwa. Raja justru berkata kalau Yeom akan jadi pilar negara ini karena ia sangat berbakat. Dan bakat seperti itu hanya ada satu dalam seratus tahun.


Raja menjelaskan jika Yeom menjadi Suami Puteri, maka Yeom tidak boleh menjadi pejabat negara atau berpartisipasi dalam politik.
"Aku tidak bisa membiarkan orang berbakat sepertinya menjadisuami puteri." raja menjelaskan

"Apa? jadi saya hanya bisa menikah dengan pria jelek dan bodoh?" MinHwa susah payah menahan tangis. hahhaa.. Kasian banget nasib Puteri klo begini.. ckckkc
"Bukan seperti itu, hanya saja Guru Yeom tidak bisa menikah dengan puteri. Dia mungkin masih bisa membantu Raja mendatang dengan bakatnya.. memerintah negara ini."

"Tidak mau.. semua bisa menikah dengan pria tampan, bagaimana mungkin Sang Puteri justru hanya bisa menikahi pria jelek idiot?" MinHwa menangis

"Bukan idiot, aku akan mencarikan jodoh yang baik."
"Tidak! Saya ingin menikahi orang itu!" teriak MinHwa 

"Tidak, tidak bisa! MinHwa.. dia bukan orang yang bisa jadi Suami Puteri. Menggunakan posisi Uibin (suami Puteri) sebagai alasan untuk mengubur bakat dan mencegahnya mengembangkan kemampuannya, kita tidak bisa melakukan itu padanya. Jadi, kau seharusnya melupakan Guru Yeom." Raja bicara keras


Jawaban keras Raja padanya bukan membuat MinHwa diam malah membuatnya terus menangis..

Yeom pulang dan melihat Seol latihan dengan pedang kayunya. Saat ketahuan, Seol mencoba menyembunyikan pedangnya di punggung. Yeom tidak marah justru memuji keahlian bela diri Seol.

 "Ada yang ingin kutanyakan kepadamu, tapi kau harus melihat wajahku dulu." pinta Yeom sambil membungkukkan tubuhnya

Seol tidak berani melihat wajah Yeom, tapi karena Yeom membujuknya, ia pun bersedia melihatnya.

"Jika ada wanita yang mirip denganku, kira-kira siapa dia?"
"Nona Yeon Woo" jawab Seol pasti
"Sudah kuduga, tapi kapan keduanya bertemu?" tanya Yeom pada dirinya sendiri..

Yeom rupanya penasaran dengan perkataan Putera Mahkota dan berusaha mencari jawabannya. Ia pun langsung menanyakan pada adiknya saat bertemu,

"Saat upacara kelulusan kakak, kami bertemu secara tidak sengaja di istana."

Yeom ingin tahu perasaan Yeon Woo kepada Putera Mahkota. Yeon Woo mengakui kalau perasaannya sama dengan Putra Mahkota. lalu  Yeom mengingatkan adiknya kalau posisi Puteri Mahkota telah menjadi milik orang lain, Yeom ingin Yeon Woo pura-pura sakit saja sebagai alasan.

Yeom ingin Yeon Woo menghindari musuh yang kuat dan mempertahankan diri lebih dulu. Yeom cemas, jika mereka tahu hubungan Yeon Woo dengan Putera Mahkota, Yeon Woo akan ada dalam bahaya. "Kau bisa jadi kambing hitam."

"Saya tidak bisa melakukan itu. Saya tidak mau mundur. Saya tidak bisa mundur dalam permainan catur. Ini juga yang kakak ajarkan. Begitu pula dengan perasaan manusia. Tidak peduli hasil akhir pemilihan, saya tidak bisa berbohong pada Yang Mulia." 
Jawaban Yeon Woo yang sangat teguh membuat Yeom putus asa.

Ketua mahasiswa Sungkyunkwan ditangkap dan dibawa menghadap Putera mahkota Hwon dengan pura-pura menjadi Kasim. Pria itu, Ketua Mahasiswa Sungkyunkwan. Hong Gyu Tae.

Ia sangat kaget saat Kasim Hyung memerintahkannya untuk memberi hormat pada Putera Mahkota. karena mereka menggunakan tirai, jadi ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang berbicara. hanya bisa mendengar suaranya.

Hwon berkata ia juga mahasiswa Sungkyunkwan satu angkatan dengan Hong, tapi tidak bisa belajar bersama Hong, jika bisa pasti akan membanggakan. namun, Hwon mencela pendidikan di Sungkyunkwan saat ini. Karena para mahasiswa tidak menjalankan apa yang mereka pelajari dan tidak membantu Raja mengikuti jalan yang benar.

"Apa maksud anda adalah tentang proses pemilihan Puteri Mahkota." Tebak Hong Gyu Tae.
Hwon membenarkan dan ingin Hong memimpin demo yang menuntut pemilihan Puteri Mahkota dilakukan dengan adil dan bukan hanya untuk mempertahankan kekuasaan satu klan besar.

Permintaan ini tidak hanya membuat Hong kaget, Tapi Kasim Hyung Sun juga. Ia tidak percaya bahwa Putera Mahkota sudah begitu memahami politik.


Sementara itu, Menteri Yoon menghadap nenek Suri dan menyatakan keresahannya, karena gadis yang diinginkan Putera Mahkota bahkan Raja adalah Heo Yeon Woo, putri Heo Young Jae. Nenek Suri minta Yoon tenang karena masalah itu ada di tangannya.
Yoon mengingatkan, anda bisa melenyapkan matahari (Pangeran Hwiseong). Maka bulan juga tidak akan sulit. Lagipula, Guk Mu (Jang Nok Young) adalah orang Nenek Suri.

Keesokan harinya, para mahasiswa Sungkyunkwan berbaris rapi dan melakukan demo di depan istana. Mereka mengkritik pejabat yang selalu berasal dari keluarga Nenek Suri.

"Kami, para pelajar Sungkyunkwan yang menerima gaji pejabat tidak bisa duduk diam saja."

Hong Gyu Tae yang memimpin demo itu, berpikir kalau demo ini sebenarnya diatur oleh Putera Mahkota. "Masa depan JoSeon akan menarik."

Raja membaca petisi mereka dan ingat kata-kata Putera Mahkotanya
"Semuanya harus dilakukan dengan benar dan ditempatkan dengan benar. Saya percaya ini yang disebut politik itu, semua hal khususnya masyarakat harus bisa menemukan posisi yang cocok untuk mereka. Ini yang akan saya lakukan jika saya jadi Raja. Bukankah ini bisa dimulai dari pemilihan pendamping saya?"
"Kalau begitu tunjukkan dan yakinkan aku." jawab Raja saat itu

Raja tidak percaya, Putera Mahkota berhasil menggerakkan Sungkyunkwan untuk demo, "Kau tidak buruk Putera Mahkota." Raja tersenyum

Mahasiswa Sungkyunkwan meminta Raja menghapus hukum yang membuat keluarga Raja bisa memilih Puteri Mahkota.

Raja mengumpulkan para menteri. Mahasiswa Sungkyunkwan sudah demo selama 5 hari dan mereka menuntut jawaban Raja. Para menteri berkata ini tradisi, entah para mahasiswa itu benar atau salah, mereka ingin Raja memberikan jawaban.

Pihak Yoon jelas tetap ingin Nenek Suri dilibatkan dalam pemilihan Puteri Mahkota, ini sudah tradisi turun temurun. Raja harus menghukum pemimpin demo kali ini karena mereka keterlaluan.

Penasehat Heo berkata bahwa mereka tidak bisa menghukum mahasiswa Sungkyunkwan itu. "Jika kita melakukannya dan menghalanginya, siapa yang punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat tentang masalah negara dan mengkritik kebijakan nasional?" Betul! Setuju dengan Penasehat Heo :))

Raja akhirnya memberikan jawabannya, kalau pemilihan Puteri Mahkota kali ini akan melanggar tradisi dimana biasanya Nenek Suri yang menentukannya. Raja sendiri yang akan membuat pilihan. Selain aku, akan ada anggota keluarga Raja, Pejabat dari Tiga Kementrian dan Perdana Menteri. Setiap keluarga akan mengikuti pemilihan dengan adil.

Nenek Suri segera menemui Raja untuk protes. Mukanya serem bgt!. Bagaimana Raja bisa mendengarkan para pelajar. Raja tetap teguh. Nenek Suri berkata kalau pilihannya sudah dibuat atas dasar pemikiran yang mendalam dan bukan hanya hubungan keluarga.

Raja merasa tidak masalah mengubah proses seleksi karena wanita yang cemerlang meskipun ia tidak ditentukan lebih dulu akan tetap terpilih, bukankah begitu?

"Jadi kau menentangku?" nenek Suri tersinggung dan marah karena Raja tidak berbakti padanya.
"Sebagai penguasa negeri ini, bagaimana saya hanya berbakti pada orang tua? Orang tua rakyat adalah Raja. Jadi orang tua Raja adalah Rakyat." Jawab Raja Tegas. :))
"Siapa yang membuat Raja tetap bertahan di takhta dan siapa yang melindunginya dari tangan pemberontak? Kuharap kau tidak melupakan apa yang dilakukan keluargaku dan aku."
"Bagaimana mungkin saya bisa lupa? Demi kekuasaan keluarga, Ibu dan Yoon Dae Hyung melakukan kejahatan kejam, itulah sebabnya Pangeran Hwiseong dibunuh padahal ia tidak bersalah." wuuhh.. Kartu mati untuk nenek Suri! hahahaa

Nenek suri terkejut dengan kata-kata raja SeongJo, ia pun berkata "Jika Yang Mulia tahu itu maka yang Mulia harus tahu kalau aku melindungi takhta Yang Mulia dan membuat Yang Mulia tidak perlu menumpahkan darah dengan tangannya."
"Meskipun aku baru tahu kebenarannya setelah beberapa waktu, aku tetap berdiam diri selama 13 th untuk memenuhi bakti pada orang tua. Jadi, jangan mengajukan hal serakah lagi Ibu.. Pemilihan Puteri Mahkota akan dilakukan dengan adil." Jawab Raja Tegas pada akhirnya dan memanggil Kasim untuk mengantar Nenek Suri kembali ke istananya.

Nenek Suri kembali ke kamarnya dan terlihat murka, ia mengancam Raja. Raja tidak bisa melakukan ini kepadanya "Kau lihat saja nanti."
Wajah Nenek Suri kelihatan mengerikan.

Ny. Heo sengaja mengajar puterinya memberi hormat dengan cara yang salah. Tapi Yeon Woo melakukannya dengan sempurna, ibunya berkata itu terlalu bagus dan ingin agar saat Yeon Woo duduk, terdengar suara dari kakinya.

Ny. Heo ingin agar Yeon Woo tidak terlalu sempurna agar tidak terpilih dalam daftar Puteri Mahkota. Ny. Heo juga minta puterinya berkata kalau hobinya adalah membaca dan menulis, bukannya menyulam atau sejenisnya.
"Katakan saja kau tidak pernah melakukannya."

Yeon Woo mengerti maksud ibunya dan berkata : "Jangan lakukan itu Ibu, apapun yang terjadi saya ingin menjadi anak yang bisa dibanggakan ayah. Jadi Ibu lihat saja."
Mendengar kata-kata Yeon Woo, Ny. Heo pun menyerah, ia memeluk putrinya erat-erat. Antara bangga dan cemas.

Keesokan harinya, para gadis mulai masuk istana untuk proses penyeleksian. Yeon Woo bertemu Bo Kyung dan keduanya tersenyum.

Malamnya, Yeon Woo berdiri di halaman memandangi bulan. Ia ingat kata-kata Hwon, kalau ia akan menunggu Yeon Woo "Kau pasti akan menjadi Puteri Mahkota."

Yeon Woo berbalik dan melihat Pangeran Yang Myung.
"Apa yang anda lakukan disini?" lalu melanjutkan pertanyaannya saat melihat baju Yang Myung "apa anda akan pergi ke suatu tempat?"

"Sebelum aku pergi aku ingin melihat wajahmu jadi aku mampir."
Yang Myung mendekatkan wajahnya ke wajah Yeon Woo, sampai-sampai membuat Yeon Woo jengah
"Yeon Woo ah.. kau tidak menarik. Karena aku sudah melihatnya, baiklah aku pergi sekarang."

"Apa anda akan kembali?"
"Kenapa? Apa kau takut aku tidak akan kembali?"

"Itu karena, setiap kali anda pergi, anda tidak pernah mengirim kabar sehingga membuat banyak orang cemas, setidaknya anda bisa memberi kabar pada keluarga anda di tengah perjalanan" pinta Yeon Woo
"Apa kau ingin pergi bersamaku? aku tahu kalau Yoon Bo Kyung sudah diputuskan menjadi Puteri Mahkota dan kau akan hidup menderita jika tidak terpilih, jadi jika kau mau, aku bisa melepaskan segalanya untuk melindungimu." tanya Yang Myung tiba-tiba yang secara tidak langsung mengungkapkan kata hatinya

"Anda terlalu jauh.." protes Yeon Woo
"Benarkah? Terlalu jauh ya? Kau benar-benar tidak akan menyesal dengan jalan yang kau tempuh?"
"Benar" jawab Yeon Woo yakin.
Yang Myung akhirnya memberi semangat pada Yeon Woo dan mengepalkan tinjunya "Kau harus menyingkirkan Putri menteri Yoon dengan satu pukulan, mengerti?"Yang Myung menjentik dahi Yeon Woo lalu pergi.

Yang Myung melompati tembok dan ternyata Kim Chae Woon telah menunggunya.
"Saya pikir saya bisa menemui anda disini." kata Woon memberi penjelasan

Woon mengatakan kalau Yeon Woo berhasil masuk final. Ia heran kenapa Yang Myung tidak memohon pada Raja demi Yeon Woo.
"Ada seorang pria yang menemui Kong Hu Chu agar dipuji. Ayahnya telah memukulinya tapi pria itu tidak mengeluh, bukankah itu bakti? Tapi Kong Hu Chu memarahinya, bagaimana jika ayahmu memukulimu sampai mati? Itu akan membuatmu menjadi anak tidak berbakti. Kelak, jika ayahmu memukulimu tanpa alasan, kau harus lari." Jawab Yang Myung berfilosofi

"Apa anda melarikan diri?" tanya Woon
"Jika aku adalah pohon dan ingin tetap disini, tapi angin tidak berhenti bertiup. Apa lagi yang bisa aku lakukan kecuali lari?" jawab Yang Myung lalu saat melihat bulan, ia melanjutkan kata-katanya "Bulan itu.. kemanapun aku pergi mungkin akan mengikutiku kan?"

Woon dan Yang Myung pun memandangi bulan bersama.

10 hari kemudian, hanya ada 3 orang gadis yang masuk final. Seperti diduga, Bo Kyung dan Yeon Woo masuk final bersama. 
Raja menemui ketiga gadis itu dan berkata "kalian semua pasti sudah menderita dengan segala macam proses dan meskipun kalian takut, istana juga adalah tempat tinggal manusia, jadi jangan terlalu takut."

"Hari ini, aku punya pertanyaan untuk kalian. Aku adalah Raja Joseon. Jika kau menilai aku dengan uang, berapa hargaku? Putri pejabat Choi Sang Jin silahkan menjawab lebih dulu."

Choi bingung lalu menjawab "100 ribu nyang.  Bukan... 10 juta Nyang." jawabnya ragu-ragu. Lalu Nona Choi meminta maaf karena tidak tahu nilai uang.

"Yoon Bo Kyung, apa jawabanmu?
"Kebajikan Yang Mulia lebih tinggi dari Gunung Taibaek dan lebih luas dari laut, bagaimana bisa menggunakan uang untuk mengukur? Sebaiknya menggunakan emas dan mutiara. Mohon ijinkan saya bicara dengan berani, jika ada alat untuk mengukur luas langit dan kedalaman laut, jika saat itu tiba, tolong tanyakan lagi hal itu kepada saya."
Nenek Suri tampak puas dengan jawaban Bo Kyung. Hal itu terlihat dari ekspresinya mengangguk-angguk sambil tersenyum licik. hahaha..

Raja lalu bertanya kepada Yeon Woo, "Berapa hargaku?"
"Karena Yang Mulia bertanya, saya akan menjawabnya. Harganya 1 Nyang."

Putera Mahkota Hwon sedang latihan memanah tapi tampaknya tidak bisa konsentrasi karena hasil panahannya tidak ada yg tepat mengenai sasaran. Disaat yang sama Kasim Hyung Sun berlari-lari menemuinya
"Yang Mulia Putera Mahkota.. Yang mulia Putera Mahkota.."
"Bagaimana?.. Aku tanya bagaimana hasilnya?.."

Seperti dugaan kita semua, Hehehe.. Heo Yeon Woo yang terpilih! Yeon Woo sudah mengenakan baju resmi Puteri Mahkota dan ia menghadap Raja, Ratu dan Nenek Suri untuk memberikan hormatnya.

Raja tersenyum melihatnya dan langsung mengingat jawaban Yeon Woo..
"Bagi rakyat jelata, tidak ada yang lebih berharga daripada 1 Nyang. Orang yang memiliki 10 ribu Nyang adalah orang kaya dan tidak akan berpikir kalau 1 Nyang itu berharga. Tapi jelas bagi orang yang tidak memiliki apa-apa, betapa berharganya 1 Nyang itu. Jadi Raja berharga 1 Nyang karena Raja berharga bagi semua orang, kaya ataupun miskin."

"Ini adalah menantu yang benar-benar sulit dicari" Raja trus tersenyum seraya berkata pada Ratunya

"Yang anda katakan itu benar Yang Mulia Ini sungguh-sungguh keberuntungan bagi negara kita."

"Aku merasa gembira karena mendapatkan ayah dan kakakmu, dan berpikir kalau saja aku juga memiliki puteri secantik dan sebijaksana dirimu, benar-benar anugerah bagi negeri ini. " Puji Raja kepada keluarga Heo.
Raja meminta Nenek Suri mengatakan sesuatu yang baik sebagai nasihat pada Puteri Mahkota.

Ibu Suri yang jelas kelihatan tidak senang hanya berkata "orang tua seperti aku ini bisa bicara apa? Tolong layani Putera Mahkota kami dengan setulus-tulusnya."
"Saya akan mengingatnya." Jawab Yeon Woo

Sementara itu, di ruangannya, Puteri MinHwa hanya ingin tidur dan selalu menolak untuk makan. Dayangnya berkata kalau Puteri bahkan tidak menghadiri pertemuan dengan Puteri Mahkota.
"Apa hubungannya denganku." Jawab MinHwa tidak peduli

Dayangnya bingung karena selama menjadi teman belajar MinHWa sepertinya menyukai Yeon Woo. 
"Itu karena kupikir ia akan menjadi adik iparku! Jika ia bisa, kenapa aku tidak?" jawab MinHwa. lalu ia minta pelayan menyingkirkan makanan untuknya karena ia tidak akan memakannya,

Ratu Han masuk dan tanya apa yang terjadi. MinHWa memohon ibunya untuk membujuk ayahnya agar mengijinkannya menikah dengan Yeom, karena kalau bukan dia, Min Hwa akan mati. Ratu Han marah dan jelas menolak keinginan Min Hwa.

MinHwa menangis "Abamama, Kakak, Yeon Woo, saya membenci mereka semua. Saya juga membenci Ibu."
Setelah berkata seperti itu, MinHwa langsung lari keluar. Ratu dan para dayang terkejut dan mengejarnya.

Nenek  Suri yang masih kesal karena hasil akhir dari pemilihan Puteri Mahkota sedang merenung di kamarnya saat MinHwa tiba-tiba masuk sambil menangis keras. 

"Nenek, nenek.. tolong bantu aku meyakinkan Abamama agar mengijinkan Guru Heo menjadi suamiku." ahahhaha tentu saja Nenek Suri seperti terkena serangan jantung saat mendengarnya, ia melihat Ratu dengan bingung "Ada apa ini?"

Ratu Han duduk di depan Ibu Suri dan minta maaf, ia kelihatan malu dan serba salah. Ratu memerintah dayang segera membawa MinHWa kembali. Ratu juga pamit keluar. Nenek Suri tiba-tiba mendapat ide yang tentu saja tidak kita inginkan.

Shaman Jang Nok Young berdiri melihat langit, ia melihat bulan yang ditutupi awan badai gelap. seperti pertanda hal buruk akan terjadi. Wajah Nok young terlihat cemas.
Asisten Jang mendekat "Guk Mu-nim.."
"Ada apa?"
"yang Mulia Nenek Suri memanggil anda secara rahasia sekarang juga."

Dayang istana mengantar Yeon Woo ke paviliun-nya dan menjelaskan kalau Paviliun ini bernama Secret Moon yang khusus dipilih oleh Raja untuk Yeon Woo. Paviliun ini juga yang paling cantik di istana.

Yeon Woo tersenyum membenarkan "Sesuai dengan namanya, tempat ini memang benar-benar indah."
"Mohon jangan menggunakan bahasa resmi kepada hamba yang Mulia" kata dayang..
"Apa? oh aku mengerti.." jawab Yeon Woo sambil tersenyum faham. Kedudukannya sekarang lebih tinggi dari dayang itu :))

Dayang istana balik tersenyum, lalu memberikan saputangan sutra
"Mungkin anda akan membutuhkan ini. Dan mulai besok, Yang Mulia harus mulai mengikuti Latihan mengikuti berbagai upacara tradisional. Jadi beristirahatlah sekarang. Kami ada diluar jika Yang Mulia membutuhkan kami." Jelas Dayang istana, lalu meninggalkan Yeon Woo sendiri.

Setelah sendirian, Yeon Woo baru menyadari ia merasa kesepian dan merindukan ibunya.
"Ibu... "
Tanpa sadar Yeon Woo menangis. Ia dengan segera mengambil sapu tangan itu dan menyadari kalau ini mungkin maksud perkataan Dayang tadi saat memberikan sapu tangan.

Tangis Yeon Woo semakin keras dan ia harus membuka saputangan untuk menahan air matanya yang semakin menggenangi matanya. Tiba-tiba Yeon Woo melihat tulisan, tangisnya langsung berhenti.

"Apa kau menangis karena kau meninggalkan keluargamu? Jika benar, bukalah jendela dan lihatlah..." surat dari Hwon :))
Yeon Woo tertegun, lalu jalan dan membuka jendela. Putera Mahkota Hwon dan Kasim Hyung Sun berdiri di jendela. Hwon tersenyum lebar. Yeon Woo sangat kaget melihatnya karena tidak menyangka Hwon akan ada disana.
"Yang Mulia Putera Mahkota.."

"Apa aku membuatmu takut?" Tanya Hwon

Yeon Woo melihat kanan-kiri lalu berkata "kenapa Anda kesini? Ini adalah tempat yang tidak boleh anda datangi, kenapa anda kesini?"

Hwon dengan santai menjawab kalau ia menyuap seseorang supaya bisa melihatnya. Tapi justru jawabannya malah membuat Yeon Woo tampak kesal dan segera menutup jendelanya. 
"Tt..tunggu! Yeon Woo, apa kau bisa tunggu sebentar?" teriak Hwon kaget
"Tolong kembalilah... Yang Mulia akan menjadi teladan bagi rakyat, akan menjadi dasar negara ini....: kata-kata Yeon Woo dari balik jendela menggantung karena tidak ada jawaban.. Akhirnya Yeon Woo membuka lagi jendelanya dan mendapati bahwa Putera Mahkota sudah tidak ada disana.

Yeon Woo merasa setengah menyesal dengan ucapannya yang meminta Hwon untuk pergi. karena itu ia langsung lari menyusul Putera mahkota, Ia buru-buru keluar dari kamar dan teriak memanggil Putera mahkota.

Namun saat keluar dari kamarnya, Yeon Woo tertegun, Hwon sudah berdiri di depannya sambil tersenyum, disertai Kasim Hyung Sun, dayang-dayang dan pengawal serta sebuah panggung boneka. Dan, ada dua kursi di depan panggung.

"Apa kau sudah berhenti menangis?" Tanya Hwon sambil tersenyum menggoda Yeon Woo
"Yang Muliaa...."
"Aku sudah mendapat ijin khusus dari Raja untuk acara ini jadi aku minta kau tidak khawatir." ujar Hwon memberitahu.

"Karena kita sama-sama tidak bisa tidur, lebih baik kita nonton sama-sama."
Yeon Woo langsung terseyum gembira :)

Hwon menunjukkan tempat duduk Yeon Woo. Saat Yeon Woo jalan mendekat, Hwon mengulurkan tangannya yang dibalas Yeon Woo dan segera duduk di kursinya. Hwon pun duduk disampingnya, keduanya tersenyum.

"Iini pertunjukan dadakan, tolong kau bermurah hati meskipun pertunjukannya tidak bagus" bisik Hwon

Ternyata di panggung boneka itu Kasim Hyung yang jadi dalangnya dan ia tersenyum lebar sambil menunjukkan boneka pangeran dan puteri.
"Mulai!" Perintah Putera mahkota

Sementara itu di bagian lain Istana, Shaman Jang Nok Young menghadap nenek Suri, ia terperanjat. "Apa yang anda katakan?!"

Nenek Suri ingin Nok Young membunuh Heo Yeon Woo
"Aku memintamu untuk menyingkirkannya. Yang Mulia Raja sudah meningkatkan penjagaan di istana Puteri Mahkota. Tidak mungkin membunuh atau meracuninya, hanya kau yang bisa melakukannya tanpa mendekatinya."

"Tugas saya adalah berdoa untuk kesejahteraan keluarga Raja, karena dia telah menjadi Puteri Mahkota, dia telah menjadi bagian dari Keluarga Raja." Nok Young menolak dengan tegas

"Situasinya terlihat buruk untuk Seongsucheong sekarang ya kan? Para sarjana terus saja minta agar Seongsucheong dibubarkan. Sebenarnya, Seongsucheong hanya bertahan saja, jika aku tidak menyediakan semuanya.. apa yang akan terjadi nanti?" Ujar nenek Suri mulai mengancam

"Apa anda mengancam saya sekarang?"
"Ini perintah."
"Orang itu adalah Puteri Mahkota."

"Dia tidak akan menjadi Puteri Mahkota lagi setelah kau membunuhnya. Kau yang mengatakan kalau Puteri Menteri Personel Yoon lah akan menjadi Puteri Mahkota. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau katakan. Pakai kekuatanmu dan bunuh anak itu, Heo Yeon Woo."

Nok Young shock, ia jalan kembali ke Seongsucheong dan masuk ke aula doa. Nok Young jatuh ke lantai dan menangis
"AhRi-ah.. akulah orangnya AhRi.. Orang yang akan membuat anak itu mati.. sebenarnya adalah aku. Katakan padaku AhRi, apa yang harus kulakukan? Anak itu atau Seongsucheong? Dari dua itu, mana yang harus kulindungi?"

lalu Nok Young memasuki alam lain dan ia dibawa ke kuburan diatas tebing lagi. Kali ini Nok Young melihat pita merah Seongsucheong di atas ranting dan ia mengambilnya.

pita itu bertuliskan "Dua, orang, dan kerja lalu huruf2 itu menguap dan membentuk satu kata "Wu atau Mu (peramal.)"
Nok Young gemetaran...


"Putera Mahkotaa... Puteri Mahkotaa.."
Suara Kasim Hyung sebagai latar membuat Hwon dan Yeon Woo tertawa lebar menikmati pertunjukan bonekanya.


Meskipun berada di dekat matahari akan menarik bencana, takdir akan tetap memaksanya berdiri di samping matahari dan melindunginya.
Apakah aku benar-benar.. harus membunuhnya, Sang Puteri Mahkota?

1 comment:

  1. waaah rajinnya bikin sinopsis. hehehe,, keren :)
    drama ini kayaknya rame.
    salam kenal yaaa :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...