Thursday, 2 February 2012

The Moon That Embraces the Sun 3

Shaman Jang Nok Young menatap Yeon Woo dan teringat kata-kata AhRi, "Meskipun berada di dekat matahari akan memancing bencana, tapi takdir memaksanya berdiri disamping matahari dan melindunginya. Pastikan kalau anak itu selamat. Lindungi dia demi aku." AhRi ingin Nok young melindungi anak itu demi dirinya.


Lalu tandu kedua datang. Bo Kyung tiba dan anak itu keluar. Nok Young terkejut melihat Bo Kyung karena memancarkan aura bulan juga. Ada dua bulan.

Bo Kyung juga terkejut melihat Yeon woo. Ia tanya apa Yeon Woo ke istana sebagai teman belajar Tuan Puteri. Yeon Woo membenarkan. Keduanya menghela nafas dan sedikit kikuk karena insiden Seol waktu itu.
Seorang peramal mengingatkan Nok Young, sudah waktunya masuk karena nenek Suri sudah menunggunya. Nok Young jalan masuk dan menoleh sekali lagi pada dua anak perempuan itu.



Shaman Jang menghadap nenek Suri dan memberi hormat. Nenek Suri senang dan menanyakan tentang doa Nok Young. Nok Young minta maaf karena ada sedikit masalah sehingga ia terlambat pulang ke istana. nenek Suri mengerti dan tidak mempermasalahkan hal kecil. Nenek Suri menjelaskan tentang rencana Raja mengundang dua gadis remaja sebagai teman belajar Tuan Putri.

Nenek Suri ingin Nok Young melihat fengshui kedua gadis itu.
"Yang Mulia, aspek fengshui apa yang ingin anda lihat?"
"Fengshui permaisuri".
Nok Young terkejut. mendengarnya. Rupanya Nenek Suri ingin Nok Young membantunya, ia yakin setelah Nok Young selesai berdoa di gunung, penglihatan-nya pasti lebih tajam dari sebelumnya. "Bantu aku melihat, apa diantara dua anak itu akan ada Ratu/permaisuri masa depan."

Dayang istana membawa Yeon Woo dan Bo Kyung ke sebuah ruangan, ia minta keduanya menunggu di runagan itu sebelum dipanggil ke istana dalam. Yeon Woo dan Bo Kyung duduk saling berseberangan, keduanya masih kikuk. Tidak tau harus membicarakan apa dan bagaimana akhirnya Yeon Woo mengambil keputusan untuk mendekati Bo Kyung.

Yeon Woo kemudian membuka pembicaraan terlebih dulu, ia minta Bo Kyung melupakan apa yang sudah terjadi dan memulai lagi dari awal, awalnya Bo Kyung mendengus, tapi ia ingat nasihat ayahnya. Kalau Bo Kyung tidak boleh bermusuhan di istana. Bahkan di depan musuhpun, Bo kyung tidak boleh menunjukkan sikap permusuhan.
  
"Kau tidak boleh mempercayai orang lain dengan mudah, dan jangan membiarkan orang tahu apa yang kau pikirkan. Itulah politik."

Karena itulah Bo Kyung memaksakan senyuman kepada Yeon Woo dan berdia memulai lagi dari awal sebagai teman. yang disambut Yeon Woo dengan langsung menggeser duduknya ke dekat Bo Kyung dan menggenggam tangan Bo Kyung, 


Hwon mondar mandir di kamarnya, lalu ia jongkok mengamati tanaman hadiah dari Yeon woo. Baru tumbuh tunas kecil. Hwon bingung, tanaman apa sebenarnya ini, ini juga tidak seperti bunga. Karena begitu penasaran, Hwon ingin tanya langsung ke Yeon Woo.

Di saat yang sama Kasim Hyung Sun masuk ke ruangannya dan memberitahukan bahwa teman belajar bagi adiknya sudah masuk istana. Kasim Hyung juga lapor kalau mereka adalah putri Menteri Yoon, Yoon Bo Kyung dan putri Penasehat Khusus Heo Yeon Woo.

Hwon berbunga-bunga, ia senang Yeon woo masuk istana. 
"Yeon woo.. jadi namamu Yeon Woo.. nama yang indah."
Kasim Hyung langsung menebak kalau Putera Mahkota pasti sudah gadis yang ia suka.


Tiba-tiba Hwon menggenggam tangan Kasim. 
"Hyung Sun-ah aku hanya memilikimu!"
"Kenapa seperti ini Yang Mulia?"
Kasim Hyung langsung mendapatkan firasat buruk, Karena biasanya Putera Mahkota pasti menginginkan sesuatu yang mustahi. hahhhaaaha

Adegan di ambil dari luar ruangan Putera Mahkota, terdengar teriakan putus asa Kasim Hyung Sun. Hahahaa..
"Yang Mulia, tidak boleh.. anda tidak boleh!"
"Kenapa?"
"Yang Mulia Putra Mahkota, melakukan pertemuan rahasia dengan putri pejabat dalam istana adalah sesuatu yang tidak boleh anda lakukan." Kasim Hyung Sun mencoba menjelaskan

Kasim Hyung menekankan: pertama, harus menghadapi pasukan pengawal pribadi Putra Mahkota yang sangar. Dengan kata lain, tidak bisa dilakukan.
"Aku tahu, itu sebabnya aku mohon pertolonganmu". 

"Yang Mulia, apa anda lupa insiden saat anda memanjat tembok? Saat itu saya sedang bertugas. Daging di pantat saya juga belum sembuh benar, dan bukan hanya itu, apa yang diinginkan Yang Mulia hari ini adalah bagaikan gunung. Anda ingin menggantikan Raja menghadiri pertandingan bola. Lagipula.." tiba-tiba kata-kata kasim dipotong oleh Hwon.


"Sadomok." kata Hwon. Samodok adalah Ujian untuk para Kasim
Wajah Kasim Hyung Sun mengkerut mendengarnya. Lalu Hwon mengingatkan Kasim Hyung.
"Siapa yang menolong waktu itu, saat Hyung Sun kena marah dan putus asa saat ujian, siapa yang membantunya belajar. Siapa yang dengan tulus menghibur dan membantumu?"


"Putera.. Putera Mahkota.." jawab Kasim Hyung hampir menangis
"Lalu saat ujiannya adalah Doktrin Arti, siapa yang mengajarimu secara pribadi?"
Kasim Hyung Sun sudah tidak bisa menghindar lagi, ia setengah menangis
"Yang Mulia.. Yang Mulia Putera Mahkota"

"Bukan dipecat, melainkan mendapat promosi, itu karena siapa?"
"Yang.. Yang Mulia!" jawab Kasim Hyung lagi
Hwon mengangguk-angguk puas. hahahaa..


Hwon menulis surat untuk Yeon Woo. "Betapa aku sulit tidur saat mendengarmu masuk istana. Aku akan mengirim orang dan aku menantikan saat kita akan bertemu. Lee Hwon"

Kasim Hyung Sun lari-lari melintasi halaman istana menuju ruang dayang. Ia menemui dayang bagian jahit dan memberikan surat Putera Mahkota. Dayang itu dengan galak berkata "Jelas.."
Lalu Hyung Sun menyogoknya dengan norigae (semacam aksesoris). Dayang itu melanjutkan dengan nada bicara ramah "bisa..!" Keduanya tersenyum. hehhee

Para dayang menyiapkan kue-kue dan minuman segar untuk tamu Tuan Puteri. Lalu dayang bagian jahit menyiapkan peralatan menyulam untuk kedua gadis bangsawan itu. Dayang tadi menyelipkan surat Putera Mahkota ke dalam kotak jahit untuk Heo Yeon woo. Masing-masing kotak sudah diberi nama.


Ratu Han menerima Yeon Woo dan Bo Kyung. Ratu berkata kalau Nenek Suri telah memerintahnya mengajar kedua gadis itu, tapi karena ia mendengar mereka berdua sudah mengenal tata krama sejak kecil maka Ia hanya ingin keduanya menjadi teman bermain dan belajar Puteri Min Hwa.


Tiba-tiba Puteri Min Hwa masuk ke ruangan Ratu
"Ibunda, saya datang memberikan hormat."
Lalu tanpa aba-aba, Min Hwa duduk di depan kedua gadis itu, ia langsung berttanya 
"Diantara kalian, yang mana adik Guru Heo?" Ratu kelihatan agak malu dengan kelakuan Putrinya :))
"Siapa? kenapa kalian tidak menjawab?"
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Yeon Woo menjawab "Itu saya."

Min Hwa langsung senang dan memuji Yeon Woo. Tak hanya itu, Min Hwa juga memberikan kantong emas yang isinya aksesories ke tangan Yeon Woo sebagai hadiah. Saat Yeon Woo berkeras tidak mau menerimanaya karena tidak boleh, Min Hwa terus memaksanya Hingga Bo Kyung yang melihatnya cemburu.

Setelah itu, Yeon Woo dan Bo Kyung menghadap nenek Suri. Keduanya memberi hormat dengan sempurna dan mengenalkan diri. Nenek Suri jelas lebih menyukai Bo Kyung. nenek Suri berkata pada Ratu dan Hui Bin, kalau kedua gadis ini benar-benar menyenangkan. Bagaikan dua bunga teratai Budha yang mengambang di istana. 
"Kalian berdua tolong berteman dengan Tuan Puteri kami."

Tanpa sepengetahuan kedua gadis itu, Jang Nok Young berdiri di balik sekat di ruangan Nenek Suri dan mempelajari wajah keduanya.
"Di langit Joseon, ada dua bulan.." pikir Nok Young 

Kasim Hyung Sun susah payah membujuk PM Hwon untuk tidak ikut main bola. Ia takut Putera Mahkota akan terluka. Sayangnya sang Putera Mahkota tidak mau mendengar karena ia tidak mau mati karena bosan.
"Jika Yang Mulia tahu itu, maka nyawa tidak berharga saya ini akan sulit dilindungi." kata Kasim Hyung 
"Kau ini cerewet sekali." kata Hwon. Hahhaa.. di perhatiin malah marah-marah :))


Pangeran Yang Myung datang dan menyapa Putera Mahkota Hwon
"Lama tidak bertemu, apa kabar Yang Mulia?"
Hwon senang sekali melihat kakaknya "Hyeongnim!"
Ia langsung lari mendekat dan memeluk Yang Myung erat-erat
"Aku baik-baik saja, apa kau mau ke Istana Timur?"

Yang Myung membenarkan, ia juga ingin menjenguk Guru Heo. Yang Myung menjelaskan, ia kenal Guru Heo saat diluar istana saat Hwon baru tahu kalau mereka saling kenal. Karena Hwon sudah lama tidak bertemu dengan kakaknya, ia ingin ngobrol sambil makan snack dengan Yang Myung, tapi Kasim Hyung segera mengingatkan kalau Putera Mahkota harus menghadiri acara.


Hwon langsung mendapat ide, ia mengajak kakaknya juga guru Heo main bola. Ia memerintah pengawalnya jadi anggota timnya.
"Demi nama Istana Timur, kita harus menang. Kalian mendengarku?"
Para pengawal segera mengiyakan dengan serempak :D

 
Pertandingan sepakbola dimulai, kedua tim saling berhadapan. Hwon satu tim dengan Yang Myung dan Heo Yeom. mengenakan seragam biru, sementara Woon ada di tim merah dengan pengawal lainnya. Yang Myung tersenyum pada Yeom dan Woon, lalu mengacungkan kepalan tangan. Mereka bertiga tos.


"Kalian semua saling kenal?" tanya  Hwon heran
"Kami bertiga adalah murid Kepala Sarjana." kemudian menunjuk Woon "Kim Chae Woon, dia adalah lulusan militer terbaik tahun ini."
Kim Chae woon memberi hormat pada Putera Mahkota 

Hwon ingat saat ia berkata pada Yeon Woo kalau kakaknya adalah lulusan militer terbaik tahun ini dan Yeon woo tidak percaya, karena ia tahu Kim Chae Woon tidak punya adik.
Hwon tersenyum geli sendiri lalu berkata pada Woon
"Kau hampir saja jadi kakakku, ini kebetulan yang menarik." 
mereka heran mendengar Putera mahkota berkata seperti itu, tapi Hwon tidak memperdulikannya. hahahha

Yeon Woo dan Bo Kyung menemani Min Hwa menyulam. Tapi Puteri tidak suka menyulam. Itu terlihat dari ekspresinya, Yeon Woo dan Bo Kyung hanya bisa tersenyum melihatnya.

Saat Yeon Woo ingin mengambil sesuatu di kotak jahitnya ia menemukan surat dari Hwon. Yeon Woo terkejut dan langsung membacanya, tapi dalam pikiran Yeon Woo, Putera Mahkota sangat marah dan ingin menghukum Yeon woo karena membuatnya tidak bisa tidur. Yeon woo tidak tahu kalau Putera Mahkota jatuh cinta kepadanya.. Yeon Woo merasa ketakutan. Bo Kyung curiga dan tanya ada apa. Tapi Yeon Woo berkata tidak ada apa-apa.

Puteri Min Hwa sudah tidak sabar lagi, ia menyingkirkan sulaman-nya dan juga sulaman Yeon Woo. lalu megajaknya main diluar.  Tanpa menunggu jawaban, Min Hwa langsung menarik Yeon Woo keluar. Yeon Woo tidak sempat membereskan kotak sulamnya. 

 
Sehingga saat akan keluar Bo Kyung yang merasa penasaran membuka surat itu dan membaca nama pengirimnya, Lee Hwon. Tapi Bo Kyung belum tahu kalau itu nama Putra Mahkota.


Puteri Min Hwa mengajak mereka semua main. Bo kyung ditutup matanya dan harus menangkap Min Hwa. Yeon Woo menonton di pinggir dan Kasim Hyung melihatnya. Hyung Sun mendekatinya lalu  menjelaskan kalau ia adalah Kasim Istana PM dan tanya apa Yeon Woo adalah adik Guru Heo. Yeon woo terkejut dan ingat isi surat PM Hwon. Ia takut Hwon akan memarahinya, jadi Yeon Woo berbohong. 
"Bukan.. bukan saya."


Yeon Woo segera lari bergabung dengan yang lainnya dan ikut bermain. Kasim Hyung Sun bingung, karena ia tidak mungkin salah karena wajahnya mirip dengan Guru Heo. Lalu Kasim Hyung melihat Bo Kyung,dan langsung menduga kalau gadis itulah yang dimaksud.


Tiba-tiba Puteri Min Hwa melihat Hyung sun. Kasim Hyung kaget dan berusaha melarikan diri.
"Hyung Sun.. kenapa kau ada di sini?" tanya Min Hwa sambil mendekat
"Saya.. saya hanya kebetulan lewat Yang Mulia. Saya segera pergi." jawab Kasim Hyung sambil membalik badannya


Tapi Min Hwa dengan cepat menarik ikat pinggangnya. Kasim Hyung Sun mengeluh dalam hati, lalu menarik nafas dan berkata..
"Apa ada sesuatu yang anda inginkan?"


Puteri Min Hwa memancing Hyung sun tentang keberadaan guru Heo. Refleks Kasim Hyung berkata kalau Guru Heo sedang bermain sepak bola bersama Putera Mahkota. Saat itu juga Hyung Sun sadar kalau ia sudah terpancing dan menampar mulutnya sendiri.

"Guru Heo main bola?" :D:D:D

Kasihan dayang Puteri yang lagi -lagi berhasil di tipu oleh majikannya.

Hwon, Yang Myung dan Yeom kerjasama untuk mencetak gol. Ketiganya hampir berhasil kalau tidak ditahan oleh kaki Woon.  Yang Myung tidak dapat menyembunyikan raut kekecewaan dan Hwon menepuk pundak kakaknya untuk menghibur.

 
Ketiga gadis itu tiba di pinggir lapangan. Min Hwa memandangi Yeom dengan mata penuh cinta. ia pun yang pertama kali melihat Yoem dibanding Yeon Woo, ya tentu saja, Yeon woo dan Bo Kyung lebih memilih memperhatikan Hwon. Putera Mahkota dengan mudah dikenali karena pakaiannya yang berbeda sendiri :D

 
Tim Biru mendapat bola lagi dan kali ini Putera Mahkota berhasil mencetak gol. Ia senang sekali dan langsung memeluk kakaknya. Hwon juga menggenggam tangan Yeom. Woon bertepuk tangan, semua menikmati permainan bola ini.

 
Shaman Jang Nok Young duduk di depan Nenek Suri yang tanya apa hasil fengshuinya. 
"Kenapa kau tidak menjawab dan diam saja??"
"Selamat. Harapan anda akan segera terkabul.." jawab Shaman Jang
Bisa di tebak Nenek Suri senang sekali mendengar jawaban itu, dia pun memastikannya lagi dengan bertanya "Jadi, apakah puteri Menteri Yoon..?"

"Benar Yang Mulia, tidak lama lagi dia di takdirkan untuk memiliki istana Ratu"

Shaman Jang Nok Young meninggalkan istana Ibu Suri dan berpikir kalau ini lelucon takdir. "Meskipun yang seorang memiliki fengshui Ratu, tapi tidak ditakdirkan menjadi pemilik Istana Ratu. Sementara yang lain tidak memiliki fengshui Ratu, tapi akan ditakdirkan menjadi pemilik Istana Ratu.
Dua bulan... dua matahari.. dan juga... aroma kematian."

PM Hwon mendapatkan bola lagi, lalu seorang anggota tim merah mengganjalnya. PM Hwon jatuh terpelanting dengan keras ke tanah. Semua terkejut dan panik.
"Yang Mulia!"

Para pengawal segera membantu Hwon berdiri, lalu menangkap orang itu. Hwon menghentikannya dan memerintah agar orang itu dilepaskan. Orang itu berlutut dan berharap Putera Mahkota menghukum mati dirinya karena telah mencelakainya.

Hwon berkata kalau ini pertandingan untuk menentukan pemenangnya. Ia tidak suka jika mereka sengaja memberinya bola, atau memberinya jalan, atau dengan sengaja membuatnya menang.

"Jika ada yang seperti itu, akan dihukum berat. Kalian mendengarku?" kata Hwon tegas
Semua menunduk mengiyakan.


Puteri Min Hwa, Yeon woo dan Bo Kyung kagum pada Putera Mahkota. Dayang istana Puteri akhirnya menemukan majikannya, ia merasa cemas karena jika Raja tahu, maka akan jadi masalah besar.
Puteri Min Hwa melambaikan tangannya kepada dayangnya tanpa menoleh sedikitpun  "jangan khawatir.. Abamama benar-benar menyayangiku."

Puteri Min Hwa harus segera pergi, iapun melihat Guru Heo tersayangnya sekali lagi lalu jalan pergi. Diikuti Bo Kyung dan dayang-dayangnya. Yeon Woo menoleh sekali lagi.

Yang Myung melihat Yeon Woo dan tersenyum padanya, tapi kemudian sadar kalau Yeon Woo tidak melihat ke arahnya. Tapi melihat orang yang ada dibelakangnya.. Huhuhuh..

Yang Myung mengikuti arah pandang Yeon Woo dan hatinya tiba-tiba menjadi berat karena Yeon Woo melihat Putera Mahkota yang persis berada di belakang Yang Myung. Tanpa menyadari yang Myung melihatnya, Yeon woo segera lari menyusul rombongan Putri.

Pangeran Yang Myung berkata dalam hati : "Tidak apa-apa meskipun semuanya menjadi milik Putera Mahkota, asalkan kau, Heo Yeon Woo menjadi milikku."
Wajah Pangerang ceria kita terlihat sangat patah hati. :((

Rombongan Puteri Min Hwa bertemu Rombongan Raja dan para menteri. Min Hwa dan rombongannya pun memberi hormat.
Raja Seongjo senang dan tanya apa Min Hwa senang-senang dengan teman belajarnya. Min Hwa membenarkan, ia bahkan menarik tangan Yeon woo dan berkata kalau ia sangat menyukai Yeon Woo.


Kata-kata Puteri menimbulkan sedikit gejolak di dalam hati kedua Menteri. Raja tanya dari keluarga mana Yeon Woo. Yeon Woo mengenalkan diri dan Raja juga menyapa Bo Kyung. Raja memuji kedua menterinya yang memiliki anak perempuan luar biasa. Kedua menteri mengucapkan terima kasih.

Raja berkata pada kedua gadis itu "Kuharap kelak kalian akan menjadi teman baik Tuan Putri-ku.
Karena kalian sudah masuk istana, jangan bicara tentang pohon di rumah. Kalian tahu artinya? Putri Menteri Personel, coba jawab itu."


Bo Kyung terlihat bingung, lalu menjawab kalau ia selalu mengikuti perintah Ayahnya untuk tidak mencampuri masalah belajar dan politik, dan hanya mempelajari masalah tata krama dan pengajaran tentang wanita. Raja mengerti dan bisa menerima alasan Bo Kyung. 
"Puteri Kepala Sarjana, coba kau jawab" Ia tanya ke Yeon Woo.

Yeon Woo melirik ke ayahnya yang kemudian di jawab dengan senyum dan anggukan olehnya  "Kalimat "Jangan membicarakan masalah pohon di rumah." adalah kisah pejabat penting Dinasti Han, Gong Gwang."
"Lalu, cerita apa itu?" tanya Raja lagi, ia mulai tertarik :)


"Bahkan saat keluarga terdekat menanyakan apa jenis pohon yang ada di istana, Gong Gwang tidak akan menjawabnya." jawab Yeon Woo lagi
"Apa kau bisa menjelaskan artinya?"
"Artinya, apakah itu masalah istana atau masalah dalam dewan istana, sama sekali tidak boleh disebarkan keluar." jawab Yeon Woo pasti.

Raja terlihat puas sekali dengan jawaban Yeon Woo "Bagus sekali. Seperti yang kau katakan, apapun yang kau lihat, dengar, dan rasakan di dalam istana, tidak boleh disebarkan keluar. Kalian mengerti?"
Mereka mengiyakan.

Pangeran Yang Myung menghadap Raja. Yang Myung memberi hormat dan memanggil Raja dengan sebutan Yang Mulia, bukan Abamama. Raja Seongjo ingin tahu apa yang diinginkan Yang Myung. Yang Myung minta maaf karena masuk istana tanpa meminta ijin terlebih dulu. Raja memotongnya dan langsung tanya ada apa.

 Pangeran Yang Myung mengajukan satu permintaan. 
"Saya menyukai seorang gadis. Bagaimanapun, saya ingin hidup lama bersama dengannya. Jika, siapa tahu Anda sudah merencanakan pernikahan saya, saya mohon pertimbangkan juga perasaan saya. Ini pertama kalinya saya berani mengatakan ini pada Yang Mulia, dan akan menjadi permintaan terakhir saya."


Yang Myung tampak siap jika Raja memarahinya, tapi justru terkejut saat Raja tanya berasal dari keluarga mana gadis yang dimaksud Yang Myung.

"Apa?"
"Apa Kau tidak dengar? Gadis itu berasal dari keluarga mana?"
"Puteri Kepala Sarjana. Seorang gadis bernama Heo Yeon Woo."
Raja mengerti dan akan mempertimbangkannya. Yang Myung serasa bermimpi. Yang Myung segera mengucapkan terima kasih dan ia keluar dengan bahagia yang perasaan meluap-luap.

Setelah Yang Myung keluar, Raja menghela nafas. 
"Dasar anak nakal. Aku cuma ingin kau hati-hati kalau kau masuk istana. Aku tidak pernah berkata kalau kau sama sekali tidak boleh masuk kesini."
*hhmm.. menurutku Raja tidak membenci yang Myung, dia hanya takut kejadian Pangeran HwiSeong akan terulang lagi pada Yang Myung. hahah tp itu cm my personal opinion aja.. lanjuuttt ;p*

Malamnya, keluarga Heo berkumpul. Tuan Heo ingin tahu perasaan Yeon Woo saat masuk istana dengan sebutan teman belajar untuk pertama kalinya. Yeon Woo hanya berkata menyenangkan.
Ny. Heo tidak percaya mendengarnya "Sudah? begitu saja?" Yeon Woo mengiyakan.

Ia sudah mencemaskan banyak hal saat Yeon woo ke istana. Tapi mendengar tanggapan Yeon Woo, sepertinya istana sangat membosankan. 


Yeon Woopun mengatakan bahwa ia melihat kakaknya diistana, tapi saat ditanya kapan dan bagaimana dia hanya menjawab "itu rahasia" :D:D


Rupanya Yeon Woo langsung mempraktekkan nasihat Raja. :D Ayahnya yang tahu mengenai hal itupun hanya bisa tertawa geli.
Seol sedang latihan dengan pedang kayu saat Yeon Woo datang menghampirinya, pedang kayu itu pun hampir mengenai Yeon Woo. 
"Ini aku Seol."
Seol kaget dan minta maaf. Yeon Woo heran darimana Seol dapat pedang kayu itu. Seol membuatnya sendiri, sedikit demi sedikit kalau ada waktu. Yeon Woo minta pendapat Seol. Ia cerita tentang 'seseorang' yang mendapat surat dari 'orang lain'. Tapi si penerima tidak mengerti arti sebenarnya dari surat itu. Seol tanya apa isinya dan Yeon Woo menjelaskan per kalimat.


Bagi Seol itu surat ancaman dan mengajak berkelahi. Orang yang seharusnya menerima surat itu, apa mereka sudah menemukannya?
"Mereka sebenarnya sudah menemukan orang itu, tapi orang itu berkata kalau mereka salah mengenali orang..."


Seol langsung marah "Idiot itu akan membuat masalah semakin besar. Di situasi seperti itu, orang itu harus menghadapi masalahnya."
"Apa akan ada masalah nantinya?" Yeon Woo merasa takut

Seol merasa orang itu menghindari tantangan karena pengecut dan bukan hanya sudah berbohong, ini benar-benar situasi yang buruk. Haha..Yeon Woo semakin bingung mengartikan surat Hwon. Padahal Hwon menulis dengan penuh cinta. Tapi justru diartikan sebagai surat tantangan.

Yeon Woo jalan dengan perasaan murung, lalu ia membayangkan PM Hwon berdiri menikmati langit malam di halaman. Yeon Woo jalan mendekat dan PM Hwon menoleh, ia tersenyum.
"Apa kau pikir kalau... aku mengancam-mu?"
"Apa berarti anda tidak mengancam?"

"Kalau itu.. menurutmu bagaimana?"
"Jika saya jawab tidak, apa anda tetap akan mengirim utusan menemui saya?"
"Lalu apa kau akan menemuiku?"
Yeon Woo tertegun, tidak langsung menjawab. Ia menunduk dan pipinya memerah "Saya pikir akan menyenangkan bertemu anda sekali lagi. Apa anda... akan mengirim utusan lagi?"
Yeon Woo mengangkat mukanya tapi Putera mahkota sudah menghilang. Ini hanya imajinasinya.

Menteri Yoon duduk dan memikirkan kejadian di istana, saat Puteri Min Hwa dengan polos berkata kalau ia lebih menyukai Heo Yeon Woo. Bo Kyung menemui ayahnya. Menteri Yoon marah karena mengira Bo Kyung membuat Puteri Min Hwa kesal.

Bo Kyung menangis dan membela diri
"Ini karena aku bukan adik Guru Heo Yeom. Yang Mulia Puteri Min Hwa diam-diam jatuh cinta pada Guru Heo, itu sebabnya ia langsung ingin berteman dengan Yeon Woo. Bukan itu saja, ada seorang anggota keluarga Raja yang menyukai Yeon woo sampai ia mengirim surat rahasia."

"Darimana kau tahu kalau surat itu dari keluarga Raja?" Menteri Yoon kaget
Bo Kyung berkata ia membaca nama pengirimnya dan marganya Lee. Namanya Lee Hwon.
Menteri Yoon syok "Lee Hwon?!"

Menteri Yoon langsung menghadap Nenek Suri keesokan harinya dan menceritakan kejadian itu. Nenek Surimerasa geli dan idak percaya karena Putera Mahkota tidak mungkin mengenal gadis itu jadi bagaimana mungkin bisa menulis surat cinta untuknya?

Menteri Yoon mengingatkan kalau kakak Yeon Woo ada di Sigangwon. Nenek Suri juga merasa kesal karena ayah Yeon Woo, Penasihat Heo selalu menentang mereka.

Nenek Suri menenangkan menteri Yoon.
"Jangan cemas. Meskipun Putera Mahkota menyukai anak itu, pernikahan kerajaan bukan masalah kau suka atau tidak dengan orang itu." Nenek Suri kemudian meminta Yoon segera mengusulkan pernikahan Kerajaan dan mereka harus gerak cepat.


Bo Kyung diantar ke istana. Pelayannya berkata kalau Bo Kyung terlalu lama dandan sehingga terlambat. Tapi Bo Kyung memintanya diam, ia sudah punya ayahnya yang memikirkan masalah hubungan seperti apapun.

Kasim Hyung Sun mendekati Bo Kyung dan berkata kalau ia dari Istana Timur dan Putera Mahkota ingin bertemu dengannya secara rahasia.

PM Hwon celingak-celinguk, setelah merasa aman, ia masuk ke dalam Paviliun Bulan Perak. Hwon ingat nasihat Hyung Sun, kalau punggung Hwon sangat menarik dan berpesan agar Hwon berdiri membelakangi pintu, lalu perlahan menoleh ke belakang. Kalau seperti itu, semua gadis akan bertekuk lutut di depan Yang Mulia. hahahha..


Hwon mempraktek-kan ide itu dan cekikikan sendiri. Lalu ia mendengar suara langkah kaki dan langsung menjaga sikap. Langkah-langkah itu semakin mendekat dan membuat Hwon sangat gugup.


Bo Kyung masuk dan membungkuk. Hwon tetap membelakanginya, lalu berkata:
"Sekarang kau tahu kalau aku bukan pejabat istana, tapi Putera Mahkota Joseon."
Perlahan Hwon berbalik, tapi tetap tidak bisa melihat wajah Bo Kyung karena Bo Kyung masih menunduk.

"Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, sejak hari itu, aku tidak bisa melupakanmu. Saat mendengar kalau kau akan menjadi teman belajar, aku benar-benar ingin bertemu denganmu lagi."

Melihat Bo Kyung tetap menunduk, Hwon menambahkan "kau benar-benar tidak punya hati, tidak mudah bagi kita untuk bertemu. Kenapa kau tidak membiarkanku melihatmu?"
Bo Kyung terlihat berbunga-bunga, lalu mengangkat wajah sambil tersenyum manis.


Giliran Hwon yang kaget setengah mati, salah orang! hahahha
"Siapa kau?" Tanya Hwon bingung dan terkejut
" Apa??"
Hwon terus saja tanya siapa dan kenapa Bo Kyung ada disini. Bo Kyung mengenalkan diri. PM Hwon langsung minta maaf dan berkata kalau ini adalah kesalahan dan bergegas lari keluar. Bo Kyung terlihat bingung dan terpukul.


Kasim Hyung Sun mencoba mencuri dengar, tapi justru pintu terbuka dan Putera Mahkota Hwon keluar dengan wajah kesal. Ia langsung jalan pergi. Hyung Sun terbirit-birit mengikuti Hwon "Yang Mulia! Yang Mulia..!!"
Bo Kyung keluar sendiri dari ruangan itu, wajahnya masih terlihat bingung. Seorang dayang tanpa sengaja melihatnya, dayang itu kaget sekali.

Puteri Min Hwa dan Yeon Woo sedang membuat gelang doa. Putri berkata kalau Jangmyeongnu-nya lebih cantik dari buatan Yeon Woo.
(Jangmyeongnu = gelang untuk mendoakan agar seseorang panjang umur dan tidak sakit.)


Yeon Woo mengangguk, buatan puteri memang lebih cantik.
"Coba tanya, untuk siapa aku membuat gelang ini." hahahah
"Untuk siapa anda membuat gelang ini?"

"Untuk Guru Sastra Heo." jawab Puteri Min Hwa berbisik
Mata Yeon Woo membesar " Apa?"
"Untuk siapa gelang buatanmu?"
"Saya juga ingin memberikannya untuk kakak" jawab Yeon Woo


Puteri Min Hwa kaget, "Tidak.. tidak boleh. Begini saja, kau berikan gelang itu untuk kakakku,. Itu baru adil."
Giliran Yeon Woo yang kaget. hahaha  "Putera Mahkota? mana berani saya melakukannya"
Akhirnya Yeon woo setuju setelah Min Hwa membujuk, dia yang akan memberikannya pada Putera Mahkota. tapi Yeon Woo ingin menggantinya, karena gelang yang ini terlalu sederhana.
Bo Kyung masuk menemui mereka. Min Hwa melambai pada Bo Kyung dan Bo Kyung memberi hormat. Ia duduk mengamati Yeon Woo. Bo Kyung ingat kata-kata Putera Mahkota Hwon dan terlihat cemburu.


Para dayang bergosip kalau Putera Mahkota bertemu secara rahasia dengan putri Menteri Yoon. Bagaimanapun putri menteri Yoon adalah keluarga Ibu Suri.


Ratu Han tiba-tiba muncul dan ingin tahu apa yang terjadi.

Di istananya Hwon mengomel, ia marah pada Hyung Sun. Kasim Hyung Sun berusaha menjelaskan kalau saat ia tanya pada Yeon Woo, dia berkata kalau dia bukan adik Guru Heo. Hwon tidak mengerti, kenapa Yeon woo harus berbohong.
"Karena anda bertanya, maka saya akan menjawab anda." jawab Kasim Hyung


Kasim Hyung Sun langsung membuka diagram otak.
"Apa itu?" tanya Hwon heran
"Saya tahu pikiran Yeon Woo dan menggambarnya."
"Pikiran?"
"Isi pikiran Nona Yeon Woo 70% adalah tentang Guru Heo. Ini karena Yeon Woo mengenal Guru Heo sejak kecil dan tumbuh bersama. Jadi Yeon Woo kemungkinan besar tidak memperhatikan pria biasa. Lagipula, Pangeran Yang Myung dan Kim Chae Woon yang belajar bersama Guru Heo tidak bisa anda anggap enteng. " 


"Dengan kepribadian yang berani dan ceria, P. Yang Myung bisa memenuhi 20% dari pikiran Yeon Woo. Pria dingin yang melakukan segalanya dengan luar biasa, Kim Chae Woon, mendapatkan 10%."

"Apa itu?" tanya Hwon menunjuk titik kecil di gambar
"itu adalah Yang Mulia." jawab kasim
"Apa? dalam pikiran Yeon woo.. aku hanya titik kecil itu?" Hwon marah


"Itu.. itu.. itu karena Yang Mulia terpisah jauh darinya dan saat anda bertemu pertama kali, dia salah sangka dan mengira anda pencuri. Lagipula, anda sering menyebut diri anda pejabat. Dalam otak nona Yeon Woo, jika Yang Mulia bukan pencuri, maka anda adalah pejabat.. Atau jika anda bukan pejabat maka anda adalah pencuri..." Kasim berusaha menjelaskan

"Tutup mulut. Tutup mulut! Tutup mulut! Aku tidak mau melihatmu, pergi dan berdiri menghadap tembok!" Hwon murka dan menghukum kasim kesayanganku lagi. huhuuhuu..


Tidak lama, Kasim Raja datang dan berkata kalau Raja ingin bertemu Putera Mahkota. Penjaga istana datang dengan perintah Raja, dan mereka menyeret Kasim Hyung Sun pergi.
"Yang Mulia! Yang Mulia! Yang Mulia..." seru Kasim Hyung Sun ketakutan.
Kasim Hyung pasti dihukum cambuk lagi karena membantu Hwon dengan semua ide mustahilnya.:((

Raja Seong Jo tampak sangat marah.
"Apa benar? kalau kau bertemu secara rahasia dengan putri Menteri Personel Yoon?"
"Kami memang bertemu, tapi itu adalah kesalahan. Tidak.. lebih tepatnya kesalah-pahaman." Jawab Putera Mahkota Hwon membenarkan,
"Apa kau masih saja mengarang alasan?" Raja kesal



"Saya tahu kalau saya tidak boleh membuat alasan, tapi anda harus mendengarkan saya. Saya akan menjelaskan masalah itu dengan jelas."
"Salah paham seperti apa?" Tanya Raja

"Saya sudah memiliki seorang gadis yang saya kagumi dalam hati beberapa waktu lalu." jawab Hwon

Raja terkejut mendengarnya, tapi Hwon terus melanjutkan kalau ia tahu kalau gadis itu menjadi teman belajar adiknya jadi ia ingin menemuinya diam-diam.
"Tapi dia bukan putri Menteri Personel. Gadis di dalam hati saya adalah putri Kepala Sarjana."

Raja SeongJo sangat shock, ia ingat kata-kata pangeran Yang Myung yang menyukai putri Kepala Sarjana, Heo Yeon Woo. Sekarang dua Pangerannya menyukai gadis yang sama.

Putera Mahkota Hwon masih ingin menjelaskan perasaannya, tapi Raja berkata kalau ia pura-pura  tidak pernah mendengar itu.


"Jangan lupa kalau kau adalah dasar negeri ini. Sekarang karena kelakuanmu yang tidak sopan, anak itu mungkin akan menjadi korban dari perselisihan politik. Apa kau tidak memikirkan itu? Aku akan melepaskanmu kali ini, tapi jangan membuatku kecewa lagi, mengerti?" Raja membentak Hwon

Hwon terpaksa mengiyakan. Raja berkata akan mengadakan Jumonggang dan minta Putera Mahkota pergi.
(Jumonggang = tim khusus yang dibentuk untuk menyelenggarakan Pernikahan Kerajaan untuk Putera Mahkota)

"Apa kau bisa duduk di tandu sekarang dan apa kau merasa sakit kepala pagi ini?" tanya Yeon Woo ingin tahu
Bo Kyung kesal "apa urusannya..!"
lalu ia menjawab dengan manis "Terima kasih karena mengkhawatirkanku, tapi sebenarnya aku terlambat datang bukan karena sakit kepala.." jawab Bo Kyung
"Lalu kenapa?"


"Ini rahasia, tapi aku bertemu dengan Putera Mahkota beberapa saat lalu. Ia berkata melihatku dari jauh dan ingin bertemu denganku sekali saja. Kau harus merahasiakan ini."
Yeon Woo terkejut mendengarnya.

Raja mengadakan pertemuan khusus untuk membahas rencana pernikahan Putera Mahkota Hwon. Karena ia sudah berusia 15th dan harus segera mengadakan pernikahan Kerajaan untuk memperkuat dasar negara.
"Anak gadis usia 12 - 16 tahun, diseluruh Hanyang atau dimanapun, dilarang menikah." perintah Raja

Raja juga menyuruh semuanya untuk menghadiri jamuan makan Narye (Upacara menangkap roh pada hari terakhir penanggalan matahari)


Hwon duduk termangu di depan tanaman dari Yeon Woo. Ia tanya kasim Hyung Sun, "Sebenarnya bunga apa ini?"
Kasim Hyung Sun jalan mendekat, ia menahan sakit dan sedikit pincang, tapi tetap memberi jawaban.. "Ini bukan bunga Yang Mulia. Ini selada."

"Selada? kenapa kau memberiku selada?" Hwon menghela nafas
lalu bicara pada dirinya sendiri "aku tidak akan pernah mendengar jawaban itu sekarang. Singkirkan!"
"Apa??" Kasim Hyung Sun heran


Putera Mahkota Hwon jalan bersama rombongan menuju lokasi upacara, ia ingat kata-kata Raja dan tampak lesu. Rombongan mereka bertemu dengan rombongan Yeon Woo serta Bo Kyung.



Yeon woo memberi hormat dan Hwon berhenti sebentar, menatapnya tajam. Yeon Woo mengangkat wajah dan menatap Hwon, ia tersenyum tipis.


 Putera Mahkota Hwon ingat kata-kata Raja, kalau Yeon Woo bisa saja jadi korban politik. Hwon terus jalan tanpa mempedulikan Yeon Woo. Sementara Bo Kyung menatap keduanya heran.



Shaman Jang Nok Young mempersiapkan upacara dan berpesan agar anak buahnya tetap melakukan dengan hati-hati.
Jangan sampai ada yang melihat ritual ini. Ritual ini untuk menenangkan roh Ibu mendiang Pangeran Hwiseong.

Semua keluarga kerajaan berkumpul dan mengikuti upacara Narye. Disertai semua menteri dan pejabat. Termasuk Penasehat Heo dan putranya, Yeom. Juga Menteri Yoon yang duduk disamping Pangeran Yang Myung.


Seorang pendeta membuat kaligrafi raksasa, untuk kesejahteraan Raja. Semua kagum melihatnya.

Setelah itu beberapa penari bertopeng menampilkan tarian mereka. Semua menikmati sambil mulai makan dan minum.

Yang Myung melihat Yeon Woo. Ia menyadari kalau Yeon woo sedang menatap seseorang.

Ternyata Putera Mahkota Hwon. Yeon woo melihat gelang di tangannya. Karena Hwon tidak melihatnya, Yeon Woo lalu mengalihkan pandangannya.

Giliran Putera Mahkota melihat Yeon Woo dengan tajam. Ini semua tidak lepas dari pengamatan Yang Myung.

Shaman Jang Nok Young bersama beberapa shaman lainnya mengadakan upacara di depan kediaman Ibu Pangeran Hwiseong. Shaman Jang mempertunjukkan tarian khusus. Tiba-tiba ia mulai masuk alam roh...


Ia dibawa ke pinggir tebing dan saat berbalik.. Jang Nok Young melihat gundukan tanah seperti makam. Penglihatan yang juga dilihat mendiang AhRi waktu itu.

Yeon Woo masih menikmati tarian ketika tiba-tiba ada suara yang menyuruhnya lari.
"Cepat larilah! Ini bukan takdir yang bisa kau hadapi. Jangan mengikat hubungan dengannya. Sekaranglah waktunya untuk menghindar. Saat kau bisa menghindarinya, menghindarlah sejauh mungkin.."

Yeon Woo bingung dan mencari sumber suara. Ia berdiri di tengah para penari dan berhadapan muka dengan Jang Nok Young.

 
Seorang penari muncul di depan Yeon Woo. Membuatnya kaget dan menjatuhkan gelangnya. Penari itu memberi isyarat agar Yeon Woo diam, lalu menariknya pergi.

Yang Myung yang kebetulan lewat dan melihat Yeon Woo di tarik seseorangpun merasa heran. ia pun membatalkan langkahnya untuk pergi, dan langsung mengikuti mereka.

Penari itu membawa Yeon Woo ke halaman paviliun Bulan Perak dan membuka topengnya.
Hwon tanya apa Yeon woo mengenalinya. Yeon Woo mengangguk.
"katakan siapa aku."

"Joseon..." jawab Yeon Woo
"Putera Mahkota Lee Hwon." kata Lee Hwon tersenyum pada Yeon Woo.



Kembang api dinyalakan dan semua terpesona. Puteri Min Hwa tersenyum pada Yeom. Bo Kyung berdiri di tengah lapangan dan menemukan gelang milik Yeon Woo.

"Aku berharap bisa melupakanmu, tapi aku tidak mampu." Ujar Hwon minta maaf
hujan confetti dari kembang api menambah romantis suasana.

Lalu terlihat Yang Myung dan Bo Kyung berdiri di pinggir tapi di sisi yang berbeda, melihat keduanya dengan pandangan terluka.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...