Thursday, 19 January 2012

The Moon That Embraces the Sun 1

"Dikatakan bahwa pada awalnya, ada dua matahari dan dua bulan. Tapi setiap hari menjadi terlalu panas, dan malam terlalu dingin. Semua hal di bumi tidak teratur, dan orang-orang dalam kesengsaraan. Saat itulah seorang pahlawan muncul dan menembak satu matahari dan satu bulan keluar dari langit dengan panah, dan membawa perdamaian ke dunia. "

Kisah ini di awali dengan percakapan Janda ratu ke salah satu pengikutnya yang juga keponakannya Tuan Yoon Dae-Hyung. Dia adalah Ibu dari Raja yang sedang memimpin Kerajaan saat itu. Raja Seongjo. 
"Jika orang tua akan memanggil anak yang lahir dari rahim orang lain sebagai keturunannya sendiri, Raja terlalu memanjakan pangerang HwiSung itulah mengapa, kelompok tangguh dengan kekuasaan yang mendukung HwiSung sebagai pemimpin. Tapi apa yang bisa dilakukan? kita tidak mungkin menunggu lama untuk datangnya seorang pahlawan.."
"Tolong maafkan aku. karena tidak mampu memahamimu Ibu Suri". Ucap Yoon Dae-Hyung seraya menundukkan kepalanya.
"Tolong jadilah pahlawan, tolong jadilah pengikutku yang setia, Yang mulia memiliki keraguan, sehingga ia tidak bisa mengatakannya secara langsung. Tolong jadilah pahlawan yang berbicara untuknya.  Hanya ada satu matahari di langit, hanya ada satu raja. bahkan kehadiran pangeran HwiSung akan mengancam keamanan tahta yang mulia. kamu harus membuatnya hilang tanpa kegagalan.
Disaat pembunuh yang lain menempelkan sebuah jimat, pembunuh yang lainnya menyusup untuk membunuh sasarannya di tempat tidur, tetapi ia terlambat, tempat tidur itu sudah kosong.  Saat berbalik dia terkejut karena sebilah pedang sudah menempel dilehernya. 
"Siapa yang memerintahkanmu? ucap si empunya pedang yang diidentifikasi sebagai Hwi-Sung-gun, atau Pangeran HwiSung, saudara Raja SeongJo dari ayah yang sama, Ibu yang berbeda.
Jadi, inilah ancaman yang menurut Ibu Suri diperlukan untuk dihilangkan, untuk melindungi kepentingan anaknya. Dia menyebutkan bahwa saudara memiliki hubungan yang baik, tapi dalam pikirannya yang lebih muda lebih berbahaya, hanya berdasarkan yang dekat dengan tahta.
Tempat lain, seorang wanita bangun dengan napas terengah, dipenuhi dengan perasaan tidak menyenangkan. Dia tahu "seseorang" berada dalam bahaya. 
"Apa Yang salah? Ada apa? Ini sangat terlambat.. Kemana kamu akan pergi?" tanya temannya.
"Apakah kamu tidak merasakannya? jelas ada hawa pembunuh." jawab wanita itu.
"Tidak ada yang dapat kamu lakukan bahkan jika kamu pergi"
"Namun aku harus pergi dan melihatnya. Orang itu... Orang itu dalam bahaya!" Tegas wanita itu.
"AhRi-ahhh.." panggil temannya kepada wanita itu yang tetap mengabaikannya dan berlari di kegelapan malam untuk mencari "seseorang" itu.

Pangerang HwiSung masih melawan para pembunuh itu, keadaan tentunya tidak seimbang baginya dimana ia harus melawan beberapa orang sekaligus sehingga ia mulai kehabisan tenaga dan kewalahan. Beberapa kali pembunuh-pembunuh itu berhasil melukai anggota tubuhnya. Dia pun jatuh berlutut. 
 
Saat seorang pembunuh mulai mendekatinya dan menghunus pedang untuk menghabisinya, terdengar suara seseorang.
"Berhenti!! seru orang tersebut sambil perlahan berjalan mendekati Pangeran HwiSung yang masih berlutut. ternyata adalah Tuan Yoon Dae-Hyung.
"Sudah lama, yang Mulia HwiSung.." sambil tersenyum licik. 
"Jadi teman dekat yang mengunjungi rumahku setiap hari, ingin memanfaatkanku sebagai pemimpin untuk mendapatkan kekuasaan. Sepertinya kamu telah merubah metodemu untuk mendapatkan kekuasaan. atau, kamu akan menemukan pemimpin yang lain?" Pangeran HwiSung tidak percaya bahwa orang yang ingin membunuhnya adalah temannya sendiri.
"Aku Sudah menemukannya, Mulai sekarang aku akan menjadi pengikut setia yang mulia, Akhir-akhir ini siapapun dapat dengan mudah mencari kekuasaan yang mereka inginkan. Kamu mengatakan bahwa hanya penguasa yang bisa berbicara tentang urusan politik, bukan sembarang orang. 
"Yang mulia tidak akan tertipu oleh orang licik sepertimu. kata-katanya siapa yang akan dipercaya oleh yang mulia." Balas Pangeran HwiSung lagi.
"Sayang sekali. kamu tidak akan bisa untuk bertemu yang mulia lagi. Karena sebelum itu, aku harus mengirimmu pergi. Tolong jangan takut, karena teman dekatmu, Yang Mulia Daesung sudah pergi terlebih dahulu dan harus menunggumu." Ucap Yoon Dae-Hyung sambil menghunus pedangnya
"Mengapa kamu bisa?? mengapa kamu membunuhnya? mengapa kamu membunuhnya???!!"
"Semua kata-kata penasihat bahwa ia berkata semuanya menentang kekuatan dari luar. Itu nomal, bahkan ibu suri akan mengambil tindakan terhadap dirinya" jawab Dae-Hyung yang membuat Pangeran HwiSung semakin bertambah emosi. Tiba-tiba beliau bangkit dan berteriak "Aku Tidak Akan..!!" oohh.. Yoon Dae-Hyun dengan entengnya menebaskan pedangnya di area leher pangeran HwiSung. (iissshh.. teganya ni orang.. cckkckc)
"Ini seperti malam yang hebat. dengan di temani cahaya bulan, jalan ke kuburanmu menjadi jalan yang keras."  Yoon Dae-Hyung memperhatikan pedang dan tiba-tiba menyadari bahwa seorang wanita yang ternyata AhRi melihat perbuatan mereka.
 "kejaaarrr!!!" Perintahnya kepada para pembunuh.
AhRi terpojok hingga kedasar Jurang, tiada pilihan baginya selain menyerah. Saat pembunuh mulai mendekatinya, kakinya tanpa sadar melangkah dan jatuhlah ia ke dasar jurang.
Para pembunuh memeriksa dasar jurang dan hanya menemukan sabuk rambut merahnya
"Ah. Dia seorang pelayan dari Hall of Stars/Seongsucheong (Sebuah Departement di istana yang melakukan ritual perdukunan) lakukan pencarian secara menyeluruh. Jika dia masih hidup, bunuh dia, Jika dia sudah mati, kamu perlu melihat tubuhnya"
"YA!!"
Di Departement Hall of stars, Shaman kepala menyadari dan mencatat bahwa Ahri hilang, yang mengidentifikasi pelarian. Sementara itu di ruangan ibu suri, Tuan Yoon Dae-Hyun sedang menghadap.
"AhRi? Kamu mengatakan Ahri??"
"Dia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, sama seperti Nok Young, dia dianggap sebagai pemimpin berikutnya, karena ia terluka ia tidak akan dapat berlari jauh. Kami akan mencari di daerah sekitar kejadian. Dan, aku yakin ada.. Hubungan cinta antara pangeran kerjaan dan orang biasa. 
"Sepertinya langit membantu kita." kata ibu Suri.
"Apa maksudnmu?"
"AhRi, anak itu biasanya menjadi seorang pelayan di tempat pangeran HwiSung, karena ada cinta di antara mereka berdua, aku yakin orang di sekitar mereka pasti tahu.." Ujar Ibu Suri
"Tapi, tidakkah membuatnya lebih berbahaya??"
"Mengapa demikian?" tanya ibu suri
"Dia kehilangan hidupnya karena seseorang yang dia cintai, itulah yang wanita sebut sebagai cinta. itu mungkin bagi gadis yang sudah melihat segalanya, meresikokan hidupnya dan bertentangan dengan istana.  Jika kita tidak bisa menyingkirkan gadis itu sekarang.."
" Jadi dia anak perempuan yang berharap bahwa orang yang ia cintai menjadi pemilik tahta, jika dia menggunakan jimat untuk membuat keinginannya terwujud, bukankah itu mungkin??
"Tapi kita tidak memiliki bukti bahwa ia menggunakan mantra.." Tegas Tuan Yoon Dae-Hyun
"Pemimpin Stars medium berdiri disampingku. apa masalah yang akan disebabkan? Tolong bekerja sama." (kasih ibu memang sepanjang masa sampai-sampai menghalalkan segala cara. huufftt.. tidak patut dicontoh ibu seperti ini ((: )
-----
Pangeran HwiSung dan temannya DaeSung yang dibunuh diberi label pengkhianat, dikonfirmasi oleh surat palsu yang telah di atur untuk ditemukan di rumah DaeSung. Kematiannya dicatat sebagai bunuh diri dengan rasa bersalah karena konspirator, dan Raja Seongjo menerima laporan ini dengan rasa tidak percaya. Namun, dilampirkan juga sebuah jimat yang memang sudah di persiapkan sebelumnya. 
Akhirnya, Shaman kepala dihadirkan untuk membaca simbol pada jimatnya. Karena ia sudah dilatih untuk berbohong, sehingga ia memberitahu raja bahwa itu adalah jimat panggilan untuk kekuasaan matahari, yang merupakan cara halus mengatakan bahwa mereka menginginkan takhta. (Raja = matahari.) Selanjutnya, dia mengidentifikasi jimat tersebut sebagai karya Ahri.
Setelah berkeliaran di hutan, Ahri tersandung dan jatuh di jalan sehingga menghalangi rombongan bangsawan yang bepergian. Wanita hamil didalam tandu, adalah Lady Shin Jung Kyung (huaaaa... Dayang Han!) yang dikagetkan karena teriakan Hambanya bergegas turun untuk menolong AhRi dan memerintahkan hambanya untuk membantu memasukkan AhRi ke dalam tandu.  

Ketika mereka mendekati tembok kota, mereka dihentikan oleh penjaga yang ditugaskan untuk menangkap pengkhianat. 
  
"Kenapa kau menghentikan kami?" Tanya pelayan wanita itu.
"Kami sedang mencari pemberontak." Jawab petugas sambil memperlihatkan lukisan pemberontak yang dimaksud.
Pelayan wanita terkejut melihat gambar Ahri, dan penjaga itu seketika mencurigainya. Yang kemudian memerintahkan siapapun yang didalam tandu untuk keluar. 
Tapi Lady Shin merasa AhRi orang yang baik, dan dalam kesulitan sehingga ia menolak dengan tegas. Lady Shin menyembunyikan Ahri dalam roknya dan menolak untuk keluar dengan mengatakan dia bisa melahirkan setiap saat. Penjaga tersebut percaya dan membiarkan mereka lewat.
Tandupun bergerak, namun darah menetes dari tandu. Sehingga penjaga itu memerintahkan tandu untuk segera berhenti.
Tapi saat penjaga tersebut memeriksa Lady Shin di dalam tandu, terlihat Lady Shin sedang kesakitan dan pakaiannya berlumuran darah.Pelayannya mendesak agar tandu cepat bergerak dan meninggalkan tempat itu. dan segera berseru kepada penjaga itu bahwa Lady Shin adalah seorang istri dari Pejabat istana. Penjaga itu lantas terintimidasi dan mempersilahkan segera tandu itu supaya pergi. Bahkan meminta orang-orang lain supaya tidak menghalangi tandu tersebut. (Hehehee.. gampang bgt di bohonginnya ni penjaga)
AhRi sangat berterima kasih kepada wanita itu,
"Bukan aku, tapi bayikulah yang telah menyelamatkanmu" Ujar Lady Shin
"Bayimu adalah perempuan yang sangat cantik seperti bulan." Balas AhRi 
"Jadi bayi ini perempuan?"
"Benar"
Lady Shin senang mendengar bahwa dia akan memiliki anak perempuan seperti yang dia inginkan. Anak itu akan menjadi seorang yang kaya raya. 
Selagi AhRi berbicara, ia melihat masa depan anak tersebut. 
Sekilas gadis itu terlihat di tengah-tengah perayaan acara di istana, memakai pakaian seperti seorang ratu, namun sesaat kemudian terlihat gadis itu ketakutan, berlanjut ke bulan, dan berakhir di tumpukan tanah seperti makam. (Penglihatan AhRi meramalkan anak ini akan meninggal)
AhRi tidak tenang dengan penglihatannya, tetapi tidak berbagi apa yang dilihatnya kepada Lady Shin. Sebaliknya ia sungguh-sungguh berjanji bahwa dia akan melakukan apa pun yang dia bisa untuk melindungi anak Lady Shin. Lady Shin berterima kasih untuk hal itu.

Setelah berpisah dengan Lady Shin, AhRi berjalan meyusuri desa namun malang baginya karena beberapa orang petugas sudah menunggu untuk menangkapnya. Dia sudah terkepung.
 
Setelah dibawa kembali ke istana, di mana dia disiksa. Tuan Yoon bertanya untuk siapa jimat itu dimaksudkan. AhRi tentu saja tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Tuan Yoon, Tapi orang itu terus memaksa AhRi untuk mengakui bahwa dialah yang telah membuat jimat itu.
Teman-teman AhRi menyaksikan dengan sedih, terutama Shaman Jang Nok Young, shaman Jang menatap Shaman kepala, tapi sayang shaman kepala menggeleng, menandakan ia lepas tangan dengan apa yang di alami AhRi. 
Dia bersikeras bahwa dia tidak menulis, dan ketika dia disebut pengkhianat, dia tersinggung dan seketika meledaklah amarahnya. Dalam kemarahannya, dia mengatakan bahwa Tuhan Yoon apakah ada yang pengkhianat, itu dia untuk menyulap kejahatan palsu.
"Anda pikir saya satu-satunya yang melihat, bukan? Anda pikir itu akan berakhir jika Anda hanya menyingkirkan saya, bukan? Anda salah, Anda penjahat - Bulan di Surga sedang menonton Anda. Darah manusia adalah bukan hal satu-satunya yang meresap ke pisau Anda malam itu. Cahaya bulan malam itu meresap di dalamnya juga. Tunggu dan lihat! Suatu hari perbuatan jahat Anda akan terungkap di bawah sinar rembulan! Suatu hari cahaya bulan yang akan memotong jalur kehidupan sendiri!" Seru AhRi dengan pandangan penuh dendam ke Tuan Yoon. (merinding aku nontonnya)
 
AhRi dilempar ke dalam penjara untuk menunggu eksekusi. Teman dukunnya, Jang Nok Young berusaha menyogok petugas penjara dengan kepingan uang untuk bertemu AhRi. Setelah bertemu AhRi dia menangis dan berkata dia bodoh membiarkan cinta mengantarnya ke rumah Pangerang HwiSung malam itu. 
AhRi mengatakan tak satu pun dari mereka pernah bercita-cita takhta, dan mempercayakan NokYoung untuk melindungi anak yang pernah dijanjikan untuk dijaganya. Anak itu, kata AhRi, berada terlalu dekat dengan matahari akan mengakibatkan bencana bagi seluruh keluarga anak, sehingga ia harus dilindungi dari sinar matahari. Tapi dia juga harus tetap berada di dekat matahari untuk menjaga matahari itu sendiri.
Dia mendesak NokYoung untuk melindunginya, tetapi tidak memberinya nama.




Keesokan harinya, AhRi dibaringkan di sebuah alas seperti tikar, Kedua tangan dan kakinya di ikat menggunakan tali yang mana tali itu diikatkan pada kaki empat ekor sapi. Sungguh hukuman yang kejam untuk kejahatan yang tidak ia lakukan. Saat berbaring, dia melihat matahari di langit, matahari tersebut terbelah menjadi dua. Penglihatan lain datang kepadanya.
Seorang anak laki-laki yang tersenyum, seorang saudara yang ramah, dan gadis itu lagi. Dia berpikir, "Dua matahari, dan satu bulan. Saya berdoa kalian bertiga akan tetap aman.
Gong dibunyikan sebagai tanda eksekusi akan segera dimulai. Keempat sapi itu mulai bergerak ke arah yang berlawanan hingga tubuh AhRi terangkat dari tanah. Air mata AhRi mengalir, menyadari bahwa waktu kematiannya sudah datang.
 
Saat ia meninggal, di tempat lain seorang bayi lahir dilahirkan. Lady Shin melahirkan anak keduanya.
Lady Shin dan anak pertamanya Yoem berpendapat ia benar-benar cantik seperti bulan. Anak itu diberi nama Heo Yeon-woo.
Shaman Jang melihat makam temannya, mengingat keinginan terakhirnya. Dan dia melihat ke arah bulan, yang berubah menjadi matahari.

---Beberapa Tahun Kemudian---

 
Tampaknya ada perayaan besar diistana, sejak pagi berbagai persiapan sudah dilakukan, Tapi para pelayan istana mendadak panik, karena banyak buah dan barang-barang untuk perayaan yang hilang.

Ternyata sebuah upacara perayaan hari ini ditujukan untuk para sarjana muda yang telah lulus ujian dinas sipil,  di upacara perayaan ini mereka akan memberikan penghormatan kepada raja sekaligus menerima hadiah. Terlihat beberapa pejabat istana berbaris menunggu kedatangan raja mereka.

Di bagian lain istana, seorang kasim datang menjemput Putra Mahkota untuk bergabung di pesta perayaan, namun kasim tersebut mendapati Putera Mahkota tidak ada di kamarnya
(hahaha. muka kasimnya lucu.)
Dalam ruangan yang jauh dari keriuhan, di atas meja terlihat penuh dengan barang-barang yang hilang dari upacara perayaan.
Putera Mahkota mencuri? sepertinya tidak, karena ia lebih terlihat terlihat sedang merencanakan sesuatu. Karena tidak lama kemudian terlihat sebuah peta yang menggambarkan istana lalu dia mengganti bajunya dan tersenyum nakal. Ternyata mau kabur hehehe ((:
Di depan istana, telah tiba dua buah tandu. terlihat Ny. Shin turun dengan raut wajah gembira. Ia meminta seseorang yang di dalam tandu lainnya untuk segera turun. Ternyata Yeon Woo. Yeon Woo malah sedang asyik membaca di dalam tandunya. <3
Sekali lagi Ny Shin meminta anaknya segera keluar dari tandu karena mereka sudah terlambat. Yoen Woo pun menurut. 
Mereka bergegas masuk dalam barisan kemudian mencari - cari Yeom dan Kim Je Woon 
Yeom adalah kakak kandung Yeon Woo, sementara Kim Je Woon (bersama pangeran Yang Myeong) adalah murid dari ayah Yeon Woo. Yoem di nobatkan sebagai juara nomor satu dalam bidang akademik, sedangkan Woon di nobatkan sebagai juara satu dalam bidang militer.
Kasim Hyun masih kebingungan mencari Putera Mahkota dan menyuruh beberapa pengawal untuk mencarinya. Sepertinya ini bukan pertama kalinya Putera Mahkota berusaha melarikan diri. Sementara itu Raja SeongJo tiba di tempat upacara perayaan.


Semua orang membungkukkan badan memberi hormat termasuk Yeon Woo dan ibunya. Namun tiba-tiba Perhatian Yeon Woo teralihkan oleh seekor kupu-kupu kuning yang terbang menghampirinya, hinggap di bahu yeon Woo sebentar kemudian terbang lagi.

Hwon, si Putera Mahkota yang sedang berusaha kabur keluar dari tempat persembunyiannya. Panas matahari terasa menyegat baginya.
"Kulitku tidak boleh terbakar". Ujarnya sambil membuka sebuah payung berwarna merah. (Hehhee meriah euyy)
Sementara di Upacara perayaan Ibu Yeon Woo sedang manatap puteranya dengan bangga, ia juga sangat senang ketika melihat wajah suaminya yang sedang tersenyum bahagia. Sampai-sampai dia tidak sadar jika dia berbicara sendirian. Karena Yeon Woo sudah tidak ada disampingnya.
Yeon Woo ternyata mengikuti kupu-kupu kuning itu, dilain pihak Hwon sedang berusaha memanjat tangga untuk kabur.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Hwon sangat terkejut karena ia fikir itu adalah para penjaga yang tengah mencarinya. Ternyata Yen Woo. Kupu-kupu kuning itu menuntun Yeon Woo kepada Hwon. (woww, katanya kalau di Korea kupu-kupu adalah lambang Takdir)
 Bukannya melanjutkan aksinya untuk kabur, Hwon malah sangat terpana melihat kecantikan Yeon Woo
 Sementara itu Yeon Woo sangat telambat menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya. hehhehee
Berusaha tersadar, Hwon malah terpeleset dari tangga dan jatuh menimpa Yoen Woo. Payung merah yang Hwon gunakan terbang melayang lalu mendarat di atas tubuh mereka.
"Dilihat dari penampilanmu, tampaknya kamu bukan pelayan istana? apa yang kamu lakukan disini?".
"Lalu kenapa kau mencoba untuk memanjat dinding?".
"Aku hanya mengajukan pertanyaan, tidakkah kamu menjawabnya segera? tidakkah kamu tahu bahwa melanggar aturan istana adalah kejahatan yang sangat serius?".
"Aku disini hanya untuk berpartisipasi dalam penganugerahan kakakku sebagai juara sarjana pendidikan."
"Bagaimana aku bisa percaya itu?".
"Terserah padamu untuk percaya atau tidak, tapi aku tidak bisa menonton dan tidak bisa tidak melakukan apa-apa ketika seseorang mencuri sesuatu dari istana. Aku harus memanggil penjaga istana sekarang." seru Yeon Woo (Hahhaa.. Hwong disangka pencuri)
"Penjaga istana? mencuri dari istana? aku hanya mencari pintu untuk keluar. Aku datang untuk menonton pertunjukan kakakmu, tidak.. aku datang untuk menonton pertunjukan kakakku sebagai sarjana pendidikan teratas." Jawab Hwon terbata-bata mencari alasan. Hwon Berusaha meraih tasnya, namun sayang barang-barang didalamnya terjatuh keluar sehingga Yeon Woo berteriak memanggil penjaga. (hahahah.. ngakak liat adegan ini )
Hwon akhirnya menutup mulut Yeon Woo karena ia terus berteriak-teriak memanggil penjaga. dan menariknya pergi.
Hwon dan Yeon Woo sempat berdebat mengenai umur karena Yeon Woo menganggap Hwon tidak sopan karena menggunakan bahasa nonformal kepadanya. Hwon berhasil menjebak Yeon Woo dan mengetahui kalau umur Yeon Woo 2 tahun lebih muda darinya, yaitu 13 Tahun. Yeon Woo hendak memanggil penjaga lagi, namun Hwon langsung menarik tangannya.
"Sudah kubilang, aku datang untuk menghadiri penganugerahan militer kakakku". kata Hwon berbohong.
"Apakah kamu akan selalu menyalahkan orang lain saat membuka mulutmu dan berbohong ketika menutup mulutmu?". Tanya Yeon Woo
"Orang yang mendapat penganugerahan militer itu adalah sahabat kakakku, dan aku pernah mendengar kalau dia tidak mempunyai adik". Lanjut Yeon Woo
"Benarkah? benarkah di benar-benar tidak mempunyai adik?".
Yeon Woo menarik nafas lalu membalikkan badannya ingin memanggil penjaga. namun di tahan kembali oleh Hwon.
"Aku mengerti, aku akan memberitahumu semuanya". kata Hwon
"Kakakku dan aku berbagi ayah yang sama dari ibu yang berbeda, meskipun begitu, dia sangat baik terhadapku. Meskipun dia mahir dalam pendidikan dan militer, dia tidak di izinkan untuk mengambil bagian dalam ujian. Meskipun dia bakat bagi negara ini, dia tidak diperbolehkan untuk mengambil pos resmi. Ia menghormati ayah kami. tapi dia tidak mendapatkan cinta apapun darinya. Dan meskipun dia dicintai oleh banyak orang, ia tidak muncul di depan orang banyak. Itu karena aku, bahwa ia hanya bisa menjalani hidup seperti itu. Mungkin dia takut diceramahi oleh ayah kami. karena sudah lama sejak ia datang untuk mencariku, itu sebabnya aku harus menemuinya secara pribadi. Apakah kamu mengeti sekarang?" Jelas Hwon panjang lebar
"Mengapa kamu menyalahkan dirimu sendiri?". Tanya Yeon Woo
"Apa?".
"Kamu tidak dapat memilih sendiri, antara kamu dan kakakmu, siapa yan akan menjadi putera yang sesungguhnya. Tapi, mengapa kamu menyalahkan dirimu sendiri?" Tanya Yeon Woo lagi.
"Bukankah tadi kamu memarahiku, dan mengatakan bahwa aku menyalahkan orang lain ketika aku membuka mulutku dan berbohong ketika aku menutup mulutku?". Seru Hwon.
"Seorang pria tidak akan memfitnah orang yang tidak bersalah dan tidak akan mencari kesalahan orang lain". Jawab Yoen Woo mengutip sebuah buku.
"Apakah kamu membaca Antalogi Sastra Konfusius?". Tanya Hwon dengan pandangan kagum
"Menambahkan, petani tidak menyalahkan sebidang tanah yang tidak subur, dan musisi tidak menyalahkan alat musiknya. Masalahnya terletak pada orang itu sendiri, bukan orang yang ada disekitarnya. Jika kakakmu benar-benar orang baik seperti yang kamu katakan, mungkin ia tidak akan pernah menyalahkan adiknya. Jadi, jangan menyalahkan dirimu sendiri atau orang lain tentang hal itu". jawab Yeon Woo perlahan kemudian tersenyum. (woww.. keren kata-katanya)

Hwon mengangguk dan balas tersenyum mendengar penjelasan gadis itu.
"Seharusnya, daftar keluarga diselesaikan langsung oleh Yang Mulia. Seharusnya masalah ini segera diperbaiki jika itu akan menyebabkan hilangnya bakat dan hubungan bersama antara dua saudara." Yeon Woo terus berbicara panjang lebar, sementara Hwon terus memperhatikannya.
Kemudian lanjutnya "Terus terang, ada banyak daerah di hukum Joseon yang sangat tidak masuk akal. Bangsawan dan budak semuanya adalah manusia. Tapi mengapa ayahku mengatakan bahwa jika wanita membaca buku-buku terlalu banyak itu disebut melanggar hukum.. " Ucap Yeon Woo sambil melihat ke arah Hwon dan menyadari bahwa ia terlalu banyak berbicara dan menyinggung Yang Mulia adalah suatu kesalahan. ((:
"Sekarang adalah giliranku untuk memanggil penjaga istana." ucap Hwon
"Tolong jangan lakukan itu.. itu.. dapatkah kau berpura-pura tidak mendengarnya?" jawab Yeon Woo setengah memohon.
"Jadi, aku bukan pencuri lagi sekarang?" Hwon tersenyum
"Masih.."
hahhaa.. Yeon Woo mengatakan bahwa tidak mungkin Hwon bukan seorang pencuri, karena semua barang-barang yang dibawanya sangat bagus dan mahal. Hal itu sangat membuat Hwon Kesal. karena itu dy mengakui barang-barang itu adalah miliknya.Tapi tidak mengatakan bahwa dia adalah Putera Mahkota.
"Kamu terlihat sangat imut tadi, tapi kenapa kamu memiliki rasa penasaran yang sangat besar? apa kau mengabaikan aku sekarang? Aku negara ini, Joseon...!!" Hwon terdiam.. lalu mengatakan lagi "Aku negara ini, Joseon.... resmi!" aahh Hwon merasa putus asa, karena ingin mengatakan yang sebenarnya tapi tidak bisa. ((:
Sementara itu Lady Shin sedang meminta bantuan penjaga istana untuk mencari puterinya. Ia sangat khawatir karena Yeon Woo sudah menghilang selama 2jam. Disaat yang sama Yeon Woo sedang berjalan beriringan dengan Hwon untuk kembali ke istana seraya berceloteh tentang peraturan-peraturan yang tida disetujuinya di negara itu. Lady Shin buru-buru menghampiri puterinya sementara Hwon bergegas menghampiri penjaga istana yang mengiringi Lady Shin agar penjaga tersebut tidak berkata sepatah katapun.
Hwon mengatakan pada Yeon Woo bahwa ia sudah meminta maaf langsung kepada penjaga dan akan mengembalikan semuanya kepala penjaga saat itu juga. Lalu ia cepat-cepat pergi dari sana seraya mendorong si penjaga.

Saat Yeon Woo dan ibunya beranjak pergi dari istana, seorang dayang menghampirinya seraya menyerahkan sebuah surat yang disebutnya berasal dari Tuan Muda Paviliun EunWool (Tuan Muda dari Gedung Bulan Perak). Hwon juga berpesan agar Yeon Woo berhati-hati saat jalan di malam hari mulai sekarang (maksudnya supaya tidak membuat Hwon marah saat nanti mereka bertemu lagi. Hehehe..)
Pangeran Hwon dipanggil menghadap Raja SeongJo. Hwon mengenakan kembali jubah resminya dan menghadap Raja. penampilannya terlihat sama sekali bebeda. Hehehe.. 
Ayahnya ingin tahu hal apa diluar istana yang membuatnya sangat tertarik?  sehingga Hwon rela memanjat tembok. Hehe.. Hwon mengaku hanya ingin menemui Kakaknya, Pangeran Yang Myung untuk berdiskusi.
"Tempat dimana kau ingin berdiskusi adalah dengan guru-gurumu" Ucap Raja SeongJo menahan marah.
"Saya minta maaf, Tapi saya tidak bisa belajar apa-apa lagi di Sigangwon. (Pendidikan Istana khusus untuk Putera Mahkota)" Jawab Hwon perlahan yang membuat raja terkejut.
"Saya tidak mempunyai teman debat, tanpa debat bagaimana batasan bisa dilanggar? Tanpa ada pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya ragu, bagaimana saya bisa menantang langit? Hal-hal yang mustahil di pelajari di Sigangwon, saya bisa mempelajarinya bersama kakak." Lanjut Hwon
Raja SeongJo marah bukan kepalang, beliau menyalahkan para pejabat dan guru-guru Hwon, "Bagaimana kalian bisa membuat Putera Mahkota berfikir seperti ini?"
Akhirnya Raja memecat semua guru-guru yang ada dan mencari guru baru untuk Putera Mahkota. Raja juga memerintahkan agar Hwon dilarang berkunjung ke makam istana dan harus belajar di kamarnya dan keluar setiap malam untuk merenung. weehh.. kerasnya..
Menteri Personel, Yoon Dae Hyung menghadap Ibu Suri. Yoon mengagumi pohon bonsai Ibu Suri. Bonsai ini kelihatan mengesankan, sama seperti pohon pinus di gunung.
"Apa kau tahu arti dibalik pohon bonsai, Menteri Personel?"
"Bukankah artinya menumbuhkan bibit kecil sesuai keinginan anda, Ibu Suri?"
"Benar, tapi masalahnya dengan pohon bonsai, pohon ini mudah dilihat tapi sulit melakukannya. Jika waktunya tidak pas, maka sulit membuatnya sesuai dengan keinginanmu. Begitupun dengan Putera Mahkota. Siapapun yang akan menjadi guru bagi PM akan sangat penting, jadi jangan sampai salah memilih orang. Karena guru itu akan mendidik calon Raja JoSeon."
Makin benci aku sama nenek satu ini.
Ratu Jung Jeong dari klan Han menghadap Raja (permaisuri), ia memohon supaya Raja dapat mengerti perasaan Putera Mahkota. 
"Mohon mengerti Paduka, Putera Mahkota hanya seorang diri, dia tidak mempunyai teman. Saya mohon ijinkan Pangeran Yang Myung untuk masuk dan keluar istana dengan bebas. Pangeran bahkan belum menikah dan anda sudah mengirimnya keluar dari istana. Jika anda tidak mengijinkannya kembali ke istana, maka Putra Mahkota akan menjadi semakin.. "
"Itu bukan posisi yang bisa ia permainkan dengan mengikuti perasaan. Semua Raja terdahulu harus mengalami penderitaan yang sama untuk menjadi Raja. Untuk orang yang akan bertanggung jawab pada rakyatnya, jika ia tidak bisa menahan keinginannya sendiri, apa dia pantas menjadi raja??" potong raja SoengJo marah.
Saat Ratu Han ingin melanjutkan ucapannya, raja malah memintanya pergi karena ingin beristirahat.
Ratu Han bertemu Hui Bin, klan Park. (Selir/Ibu P. Yang Myung) Park Hui-bin memberi hormat.
"Raja sedang beristirahat, tidak ingin diganggu oleh siapapun"
"Saya sangat menyesal." Ucap Selir Park
Ratu Han tersenyum "Ini bukan kesalahanmu, Mengapa Pangeran Yang Myung tidak berkunjung ke istana akhir-akhir ini.?"
"Saya dengar ia pergi keluar ibukota untuk berlibur".
"Raja pasti telah melarangnya masuk istana. Kalau ia kembali, katakan kepadanya untuk pergi ke istanaku dan memberikan hormat jika ia punya waktu. Akan lebih baik kalau ia bisa mampir ke Istana Timur (Istana Putra Mahkota)."
Selir Park  tersenyum dan memberi hormat. 
Pangeran Yang Myung baru saja selesai berburu dan menjual hasil buruannya ke pedagang,
"Aku akan memakainya membeli hadiah untuk temanku, jadi tolong berikan harga yang pantas ya.." Pintanya sambil tersenyum. Hahahha sepertinya pangeran ini sangat mudah bergaul dengan orang Lain. senyum terus ((:
Pedagang itu lantas menanyakan apakah dia orang baru, Yang Myung berkata ia hanya kebetulan lewat dan kekurangan uang jadi ia berburu. Saat pedagang itu memeriksa hasil tangkapannya, Yang Myung melihat antrian yang cukup panjang dan dia merasa heran.
"Ada anak buta berusia 8 th yang punya kekuatan supranatural. Konon anak itu bisa tahu penyakitmu tanpa memeriksa denyut nadimu. Mereka juga menjual batu ajaib yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit." Jelas pedagang itu.
Yang Myung terlihat tertarik karena sebenarnya dia bingung mau membeli hadiah apa, sepertinya batu itu bisa jadi hadiah yang menarik. Diapun ikut mengambil nomer antrian. Hahhaa
Disisi lain, Seorang anggota Seongsucheong, Kuk Mu, menunjuk ke keramaian itu. Disisinya ada Shaman Jang yang memakai tutup kepala hitam berupa kain tipis yang menutupi seluruh bagian kepalanya. 
"Itu adalah penjahat yang menggunakan anak kecil, dan berkata bahwa anak itu adalah peramal. Mereka membuat anak itu kelaparan. Mereka menunggu sampai anak itu mati untuk membeli anak baru dan melanjutkan bisnis mereka. Kadang, mereka juga menjual anak itu ke rumah bordil".
"Aku akan pergi dan melihatnya sendiri" kata Shaman Jang
Mereka pun berjalan maju saat penjahat itu berkata saatnya untuk masuk bagi yang mengambil nomer antrian. Tapi Yang Myung Menahannya.
"Maafkan atas ketidak sopanan saya, tapi saya yang harus masuk terlebih dahulu, jika kau mau masuk juga, sebaiknya ambil nomer antrian terlebih dahulu." hahhaha budayakan antri.
Shaman Jang awalnya kesal dan akan meninggalkan tempat itu, tapi saat akan berbalik ia melihat sinar pada diri Yang Myung.
Dari diri Yang Myung terlihat memancarkan kekuatan matahari. Shaman Jang teringat bahwa Joseon memiliki dua matahari..
Yang Myung duduk menunggu giliran, seorang pria disebelahnya bertanya "kenapa kau kesini?"
"Kakiku luka karena berburu babi hutan." jawabnya santai
ternyata Pria di sebelah Yang Myung itu anggota komplotan, dia segera memberi kode pada pria disisi peramal kecil lalu Pria itu berbisik pada peramal kecil itu apa yang terjadi.
Saat Yang Myung maju ke depan peramal kecil itu, Peramal mengatakan hal yang persis sama yang dibisikkan pria di sampingnya. Tapi ia menambahkan bahwa ia juga melihat cahaya kuning yang ada di diri Yang Myung. 
"aku bisa melihat cahaya dari dirimu, paman. Benar-benar cahaya kuning yang indah.. atau merah?" ucapnya agak bingung.
Bukan hanya aku yang terkejut ternyata, Shaman Jang juga, karena anak itu memiliki kemampuan melihat seperti dirinya. Apakah gadis kecil ini memang peramal? well, kita lihat saja nanti hahhaa
"Cahaya apa? Apa maksudmu?" tanya Yang Myung heran
namun bukannya menjawab anak itu justru mengeluh kalau dia lapar. hahhaa..
Yang Myung merasa heran dan langsung mengamati anak itu. Bibirnya kering dan pecah2, berarti kekurangan cairan.
Pria disamping Peramal melihat gelagat itu langsung mengambil ramalan dan berkata kalau "Dewi Su Gung sudah mengatakan kalau kakimu luka dan akan sembuh sekitar 4 hari." sedangkan Yang Myung seakan-akan bicara pada dirinya sendiri. "Tubuhnya kurus tapi punya perut. Ada suara di perutku yang berkata kalau rasanya tidak enak karena kurang cairan dan darah?"
"Brengsek! apa yang kau katakan?" Ucap Pria itu marah
Yang Myung lantas berdiri, menunjukkan kalau ia tidak sakit sama sekali.
"Aku berkata kalau ia kelelahan karena kelaparan."
Yang Myung mendekati anak itu, memeriksa tubuhnya dan menunjukkan kalau anak itu sudah dipukuli, ada memar di leher dan lengan.
"Ada berapa banyak luka lagi yang tidak terlihat?" Tanya Yang Myung pada pria itu.

Lalu Yang Myung meminta anak itu membuka matanya, anak itu ternyata tidak buta. Ia membuka matanya dan saat Yang Myung mengeluarkan kue dari saku bajunya, lalu menunjukkannya ke anak itu, Anak itu langsung memakannya dengan lahap.
Pria itu marah dan mencubit anak itu. Anak itu menangis "aku lapar.. aku lapar." katanya
Para pengunjung mulai marah, penipu! Mereka minta uang mereka dikembalikan. Semua menyerbu penipu-penipu itu. Karena menghadapi pengunjung yang banyak, salah seorang penipu itu lalu mengambil tempat uang lalu menaurkannya ke pengunjung supaya mereka lengah.

Yang Myung sendiri langsung mengambil kesempatan untuk membawa lari anak itu. saat berpapasan dengan Shaman Jang "Tolong bantu aku memanggil penjaga" pinya Yang Myung. lalu Yang Myung lari cepat sekali seraya menggendong anak itu.
"Paman kau lari terlalu cepat.. Kepalaku pusing sekali." ucap anak itu.
"Itu karena kau kelaparan. Tunggulah sebentar lagi. Aku akan membawamu ke tabib dan aku bukan paman!" Ucap yang Myung. Nyahahha.. masih muda gini dipanggil paman ;p
Yang Myung disergap penipu-penipu tadi, Salah seorang diantara mereka mengambil anak itu dan membawanya pergi. Anak itu menangis. "aku tidak mau.. Aku tidak mau dipukuli lagi."
Sementara itu pria yang membawa anak tadi berpapasan dengan Shaman Jang, yang lantas menghadang pria itu.
"lepaskan anak itu." 
"Apa ini?" tanya pria itu marah, tapi tidak lama, karena ia melihat pasukan di belakang Jang Nok Young kemudian lari ketakutan. Para penjaga itu pun mengejarnya.

Sementara itu  Yang Myung sedang di keroyok penipu-penipu itu.
"Ini semua karenamu. Hari ini, kami tidak mendapatkan uang sesen-pun. Bahkan sekarang kami tidak bisa kembali kesini untuk mencari uang."
Preman itu mendorong Yang Myung.

Yang Myung pun marah diperlakukan seperti itu.
"Ini peringatan terakhirku. Kau telah Membuatku marah dan kau dalam bahaya besar. Guru pedangku mendapat gelar sarjana militer terbaik tahun ini."
Para penipu itu tertawa lalu mengejek Yang Myung. "Jika gurumu adalah sarjana terbaik, maka ayahku adalah Raja." Hahahha.. memang Benar!
Preman itu tertawa dan masih mengejeknya. "Aku kenal Raja, dia tidak berkata punya anak sepertimu!" He??
Ini membuat Yang Myung marah. Ia berdiri dan menghapus darah di sudut bibirnya.

Dan dengan mudah melumpuhkan penipu itu satu persatu. Yang Myung ternyata petarung hebat, semua preman yang lebih besar darinya sukses dikalahkannya.

Malam Harinya, Yang Myung sudah mengenakan pakaian resminya (hanbok bangsawan) dan berdiri di atas bukit menatap ke istana.
"Yang Mulia. Pelayan setia anda telah kembali dengan selamat. Tolong ampuni saya karena tidak memberi hormat lebih awal."
"Yang Mulia Putra Mahkota, apa kabarmu selama ini?"
So sad, ternyata Pangeran satu ini senang menutupi perasaannya. Alangkah sedihnya jika nanti dia harus banyak berkorban :(
Sementara didalam istana Putra Mahkota berdiri memandang langit malam. Kasim Hyung Sun, para dayang dan pengawal berdiri tepat dibelakang Hwon. sepertinya mereka takut Hwon akan kabur lagi. Hehehehe
Persis seperti dugaanku, Saat Hwon berjalan ke kanan atau ke kiri, kasim, dayang serta pengawalnya bergerak mengikutinya. Hwon yang merasakan gerakannya di ikuti hanya bisa menghela nafas.
"Aku tidak akan melarikan diri. Berikan aku ruang." Ucapnya pelan.
Hwon sadar, kalau dia melarikan diri lagi, orang-orang di sekelilingnya akan ada yang dipecat lagi.

PM Hwon melihat kelopak bunga jatuh berguguran dan ia ingat saat ia terjatuh bersama Yeon woo. 
"Kalau kau tahu bahwa aku Putra Mahkota. Kau pasti akan semakin marah. Sudahlah..kita lebih baik tidak bertemu lagi." Ucap Hwon sambil tersenyum
Namun, saat Hwon melihat ke atas ia melihat payung merah itu melayang di udara. hehehe.. aneh tu payung bisa ada disana, nyangkut kali ya? =))
Di tempat lain, Yeon Woo sedang mempelajari surat dari Hwon. Ia bingung.
"Jika di gambar bulat, ditulis kotak. Jika kau menggambarnya akan jadi lingkaran. Tapi jika kau menulisnya, akan jadi kotak."
Jawabannya sudah jelas Matahari, kalau digambar kan bulat, kalau ditulis dalam huruf mandarin, jadinya kotak. Hahaha.. dugaanku begitu.
Yeon Woo masih berpikir "Myo hidup, Yu mati. Kelinci bisa hidup, Ayam jago akan mati."
Pelayan Yeon Woo, Seol masuk sambil membawa teh
"Nona ini Seol. Anda tidak bisa tidur lagi, Nona? Sebaiknya kau tidur supaya besok tidak dimarahi gurumu lagi." sepertinya Yeon Woo ini senang begadang seperti aku. hahhaa
Yeon Woo langsung bertanya kepada Seol "Seol, Kelinci bisa hidup. Ayam jago akan mati. Apa kau bisa menjelaskannya?"
"Jika ayam jago mati, siapa yang akan membangunkan kita di pagi hari?" Jawab Seol. lalu ia menambahkan  "Anda sebaiknya berhenti dan pergi tidur sekarang. Apa anda ingin kena marah Ayah anda lagi?"
Yang Myung memanjat tembok ada di depan kediaman Yeon Woo. Ia tersenyum melihat kamar Yeon Woo yang masih menyala. dan tiba-tiba melihat gadis itu melangkah keluar.

Yeon Woo membentangkan kain itu di bawah sinar bulan. Yang Myung heran melihatnya.
Yeon Woo mengarahkan kain itu ke segala penjuru
"Kukira aku bisa melihat huruf tersembunyi di bawah sinar bulan, Tapi tidak ada tulisan lain." Yeon Woo 
ia mengutip perkataan Seol "Jika ayam jago mati, siapa yang akan membangunkan kita di pagi hari?" ia tampaknya benar-benar berfikir keras soal teka-teki ini. Hehehe..
 Lalu Yeon Woo menyadari sesuatu, "pagi.. Myo hidup, Yu mati. Lahir di waktu Myo dan mati di waktu Yu?" kemudian ia jongkok dan menulis di tanah "Waktu Myo... jam 5-7 pagi, Waktu Yu.. jam 5-7 sore. Jika kau menggambarnya, akan berbentuk lingkaran. Tapi jika kau menulisnya, akan jadi kotak.. Terbit pada waktu Myo dan terbenam waktu Yu? Matahari.!!"

Yeon Woo kaget dan jatuh terduduk di tanah. "Matahari!" Yang Myung yang terus memperhatikannya semakin heran melihat Yeon Woo. hahaha
Sementara diistana, Hwon sedang berpikir payung merah itu adalah pertanda kalau mereka akan bertemu lagi.
Sedangkan Yeon Woo berpikir lain. "Apa kau tahu? Ini sungguh keberuntungan bisa bertemu denganmu. tapi lebih baik jika kita tidak bertemu lagi."
Sementara Yang Myung tersenyum "Aku benar-benar bahagia melihatmu lagi, Heo Yeon Woo."
 

   

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...