Alam pikiranku itu seperti suatu lingkaran pernuh warna yang sedikit berbahaya. Terkadang, pikiranku adalah suatu tempat yang mengerikan, dimana aku sendirilah yang bertindak sebagai pemandu. Lain waktu, pikiranku menyajikan pemandangan yang sangat menyenangkan. Pikiranku juga dapat membuatku terperangkap dalam rasa bersalah, malu, tidak nyaman dan kesepian.
Alam pikiranku juga mengingatkan tentang ketidak adilan dan ketidakbahagiaan, kematian dan penghianatan, kebohongan, hinaan serta rasa malu. Uniknya, untuk selanjutnya aku di kejutkan pula dengan kilasan humor, ketakjuban, kesenangan dan kekaguman.
Aku mungkin berusaha untuk menegaskan otorisasiku atas pikiran yang begitu rumit tak terduga. Namun pikiranku tidak melakukan tugasnya dengan baik ketika harus memilah mana pikiran yang berguna dan mana yang sekedar limbah. Jika Ginjal di dalam tubuh kita menyaring sejumlah kecil presentase materi limbah dari sekitar 200Lt darah kita yang disaringnya, maka pikiranku mungkin harus menyaring sekitar 90% dari pemikiran - pemikiran yang ada.
Karena egoku, aku memiliki keyakinan yang kuat bahwa kita adalah pusat alam semesta, kita percaya bahwa segala sesuatu yang terlintas dalam pikiran kita layak mendapatkan perhatian. Padahal Tidak!.
Pikiran itu sangat gelisah sekaligus tenang, bergerak cepat sekaigus lamban, memberontak tetapi juga patuh, kadang penuh dengan imajinasi liar, kadang kosong seperti goa.
Pikiranku adalah cahaya yang benderang dan air yang tenang. Tak ada yang tahu mana yang kana muncul terlebih dahulu. Namun, pikiran yang melompat-lompat justru adalah pikiran yang hidup.
Love,
Me